Banyak Dikritik, Olimpiade Tokyo 2020 Tetap Resmi Digelar
Upacara pembukaan berlangsung hari ini

SEPUTAR OLIMPIADE TOKYO 2020
Upacara Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020
Yuk! Kita tonton upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020.
Hari/Tanggal: Jumat, 23 Juli 2021.
Waktu: 18.00 WIB.
Tema: United by Emotion.
Venue: Stadion Olimpiade Tokyo.
Peserta Parade: 206 negara.
Saksikan melalui siaran langsung secara streaming di Vidio dan buat yang nonton lewat televisi digital bisa di TVRI Sport HD.
Fun Facts Olimpiade Tokyo 2020
Olimpiade sudah berlangsung selama 124 tahun sejak pertama kali digelar pada 1896. Olimpiade Tokyo 2020 merupakan pertama kalinya dalam sejarah modern, ajang olahraga empat tahunan ini dilakukan penundaan karena adanya pandemi COVID-19.
Ajang Olimpiade pertama melibatkan 241 atlet yang seluruhnya merupakan laki-laki kulit putih. Olimpiade Tokyo 2020 melibatkan 11.500 atlet yang hampir setengahnya perempuan mewakil lebih dari 200 negara.
Bukan cuma menjunjung kesetaraan gender, Olimpiade Tokyo 2020 juga menjadi ajang olahraga internasional yang membolehkan atlet wanita yang sedang menyusui untuk ikut bertanding.
Olimpiade Tokyo 2020 menjadi debut cabang olahraga skateboard, surfing, sport climbing dan karate.
71 orang yang terakreditasi untuk ikut serta dalam perhelatan Olimpiade Tokyo 2020 dinyatakan positif COVID-19.
Direktur Acara Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, Kentaro Kobayashi dipecat gara-gara pernah menyampaikan komentar tak pantas saat melawak pada tahun 1990-an.
Daftar Kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020
Indonesia mengirimkan 28 kontingen ke Olimpiade Tokyo yang terdiri dari 16 atlet putra dan 12. Berikut ini daftar para atlet tanah air yang berlaga berdasarkan delapan cabang olahraga yang diwakilinya:
1. Angkat besi.
Eko Yuli Irawan (61 kg Putra),
Deni (67 kg Putra),
Rahmat Erwin Abdullah (73 kg Putra),
Windya Cantika Aisah (49 kg Putri),
Nurul Akmal (+87 kg Putri).
2. Atletik.
Lalu Muhammad Zohri (Lari 100 m Putra),
Aplhina Tehupeiory (Lari 100 m Putri).
3. Badminton/Bulu Tangkis.
Tunggal Putra: Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie,
Tunggal Putri: Gregoria Mariska Tunjung
Ganda Putra: Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan,
Ganda Putri: Greysia Polii/Apriyani Rahayu,
Ganda Campuran: Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
4. Dayung.
Melani Putri, Mutiara Putri (Lighteweight Double Sculls Putri).
5. Menembak.
Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba (Air Riffle 10 m Putri, Rifle 3 Positions 50 m Putri).
6. Panahan.
Riau Ega Agatha (Individu Putra, Beregu Putra, Beregu Campuran),
Arif Dwi Pangestu (Beregu Putra),
Alviyanto Prastiyadi (Beregu Putra),
Diananda Choirunisa (Individu Putri, Beregu Campuran).
7. Renang.
Aflah Prawira (Gaya Bebas 400 m Putra, Gaya Bebas 1.500 m Putra),
Azzahra Permatahani (Medley Individu 400 m Putri).
8. Selancar.
Rio Waida (Shortboard Putra).
OLAHRAGA
Debut di Olimpiade Tokyo, Badai In-Fa Ancam Tim Surfing RI

Foto: Unsplash
Atlet surfing Indonesia bakal memulai debut tanding di ajang Olimpiade Tokyo 2020. Namun tantangan berat bakal menghampiri mereka. Bukan cuma karena adanya pandemi COVID-19, ancaman badai juga membayangi mereka.
Badai In-Fa berpotensi terjadi di Jepang
Indonesia diketahui mengirim Rio Waida sebagai atlet utama. Sedangkan I Ketut Agus Aditya Putra menjadi cadangan berdasarkan keputusan Asosiasi Surfing Internasional (ISA) akan ditentukan pada 24 Juli. Badai In-Fa yang belakangan dikabarkan berpotensi melanda kawasan Jepang menjadi ancaman tersendiri bagi kedua atlet yang bakal bertanding memperebutkan medali emas dalam Olimpiade Tokyo 2020.
Badai In-Fa adalah siklon tropis aktif di Laut Filipina. Angin yang bergerak akibat badai itu bisa mencapai 150 km/ jam dan menyebabkan gelombang tinggi. Badai ini diperkirakan akan menghantam kepulauan di selatan Jepang pada Selasa (26/7/2021).
Bisa menguntungkan atlet sekaligus ganggu pertandingan
Ketua Harian Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI), Arya Subiakto mengatakan munculnya badai bisa memberikan dampak yang menguntungkan atau buruk bagi para atlet saat berlaga di cabang olahraga surfing.
Dia bilang, ombak di perairan Jepang kurang bagus untuk surfing. Namun saat ada badai, ombak jadi besar dan Rio diyakininya siap menghadapinya. "Tapi jika terlalu besar, bisa buruk bagi keseluruhan penyelenggaraan,” ucap Arya.
*Ray
COVID-19
Sponsor Banyak Mundur, Olimpiade Tokyo 2020 Dikhawatirkan Jadi Klaster COVID-19 Global

Foto: Unsplash
Deretan perusahaan yang menjadi sponsor Olimpiade Tokyo 2020 memutuskan untuk tidak mengirimkan perwakilannya buat hadir ke upacara pembukaan pada Jumat (23/7/21) ini. Bahkan, sejumlah sponsor menyatakan mundur dari ajang olahraga internasional ini.
Absen pembukaan sampai cabut iklan
Dilaporkan Bloomberg, pejabat senior dari Nippon Telegraph & Telephone Corp., Fujitsu Ltd.dan NEC Corp. misalnya, memastikan diri bakal melewatkan upacara pembukaan acara itu. Hal senada juga disampaikan petinggi dari Panasonic Corp. Meiji Holdings Co., Asahi Group Holdings Ltd., Nippon Life Insurance Co., dan Sumitomo Mitsui Financial Group Inc. yang memutuskan eksekutif dan perusahaan mereka tidak akan pergi ke lokasi acara Olimpiade.
Perwakilan eksekutif dari Toyota Motor ikut memastikan dirinya tidak hadir dalam upacara pembukaan, sekaligus tidak akan menayangkan iklan Olimpiade Tokyo 2020. "Toyota President Akio Toyoda tidak menghadiri acara dan Toyota tidak akan menayangkan iklan televisi lokal selama pertandingan, meskipun berada di antara sponsor global," ucap keterangan resmi pihak Toyota Motors.
Sedangkan Bridgestone Corp. menyatakan untuk mundur dari daftar sponsor Olimpiade Tokyo 2020. Mereka memutuskan untuk tidak menyiarkan iklannya saat jeda pertandingan Olimpiade berlangsung.
Berikut daftar sponsor Olimpiade Tokyo 2020:
1. Perusahaan Teknologi: Panasonic Corp., Nippon Telegraph & Telephone Corp. (NTT), Atos, Fujitsu Ltd., Alibaba, NEC Corp., Intel, General Electric, dan Samsung,
2. Perusahaan Pengolahan Makanan dan Minuman: Meiji Holdings Co., Coca-Cola, dan Asahi Group Holdings,
3. Produk Kesehatan dan Kecantikan: Procter & Gambler (P&G),
4. Perusahaan Bisnis Perjalanan: Airbnb,
5. Perusahaan Otomotif: Toyota Motors dan Bridgestone Co.,
6. Perusahaan Jasa Keuangan: Nippon Life Insurance Co., Sumitomo Mitsui Financial Group Inc, Nomura Holdings Inc., Allianz, Visa, dan Mizuho Financial Group Inc.,
7. Perusahaan Minyak dan Tambang: Eneos Holdings,
8. Perusahaan Infrastruktur: DOW,
9. Perusahaan aksesoris: Omega.
Apa alasannya?
Mundurnya dertan sponsor serta absennya mereka dari upacara pembukaan disebabkan kekhawatiran terhadap dengan situasi COVID-19 yang dinilai semakin memburuk, khususnya akibat penyebaran varian E484K dan B.1.617.2 atau yang dikenal dengan sebutan Eek dan Delta.
Meski jajaran sponsor banyak yang menolak hadir dan mundur dari keikutsertaan sebagai pendukung acara, Ketua Panitia Penyelenggara Olimpiade Tokyo Toshiro Muto memastikan pihaknya tetap akan menggelar acara sesuai rencana. Mulai dari upacara pembukaan, yang berlangsung dari 23 Juli hingga penutupannya pada 8 Agustus 2021.
"Penularan mungkin terus terjadi dan bakal sulit dikendalikan. Namun, kami tetap melanjutkan situasi ini, dengan tentunya mempertimbangkan sejumlah hal yang menjadi masalah," katanya melansir NPR.
Dikhawatirkan jadi klaster global
Epidemiologi dari Universitas Griffith di Australia, Dicky Budiman, menilai olimpiade ini memang terlalu dipaksakan penyelenggarannya karena tetap digelar di tengah situasi pandemi. Menurutnya, klaster Olimpiade Tokyo 2020, sangat berpotensi memicu klaster COVID-19 berskala global bila pihak penyelenggara tidak melakukan pemantauan dengan baik.
"Misalnya, atlet yang positif COVID-19 dibiarkan, tidak tuntas melakukan isolasi. Kemudian pengunjung yang positif sebelum pulang ke negara asalnya, diam-diam enggak bilang masih positif COVID-19," ucapnya.
Maka, ia menegaskan setiap pengunjung internasional yang dilaporkan terjangkit COVID-19, sebelum pulang ke negara asalnya harus dinyatakan negatif dulu lewat tes PCR. Bila pulang ke negara asalnya masih positif, maka akan jadi klaster baru di negaranya.
Kepala Departemen Epidemiologi FKM Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko mengharapkan, pihak penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 benar-benar bersikap proaktif dalam memantau penularan virus yang terjadi di tengah para atletnya. Sehingga, tidak memicu peningkatan kasus dan kekhawatiran klaster benar-benar terjadi.
*Ray
INTERNASIONAL
Ribetnya Meliput Olimpiade Tokyo 2020 di Masa Pandemi COVID-19

Foto: Unsplash/Mat Napo
Meski digelar di tengah situasi pandemi COVID-19, para pewarta tetap harus meliput Olimpiade Tokyo 2020. Tentu proses peliputannya lebih ribet daripada biasanya. Ini cerita kontributor Asumsi di Tokyo soal pengalamannya meliput ajang olahraga dunia empat tahunan ini.
Sebagai wartawan olahraga, meliput turnamen olahraga di luar negeri bukan hal baru bagi saya. Setiap penugasan menyimpan kegembiraan, sensasi, pengalaman, dan kejutannya tersendiri. Keluar masuk negara komunis seperti Tiongkok dan Rusia tidak seseram anggapan umum. Bahkan, saya juga berhasil melewati berbagai cerita kriminalitas di Rio de Janeiro. Sampai tiba saatnya saya ditugasi untuk meliput Olimpiade Tokyo 2020. Untuk pertama kalinya, saya merasa cukup gentar. Musuh tak terlihat berupa virus bisa datang dari siapa saja, termasuk kolega jurnalis yang bertugas bersama.
Kerepotan untuk berangkat ke Tokyo dimulai sejak dua bulan sebelum keberangkatan. Pada bulan Mei 2021, saya sudah harus memasukkan rencana keberangkatan dan kepulangan, beserta nomor pesawat yang akan digunakan. Setelah itu, saya juga harus memasukkan formulir berisi rencana segala aktivitas saya di sana yang harus mendapat persetujuan dari Pemerintah Jepang. Setiap orang yang masuk Jepang harus memasang aplikasi pelaporan kesehatan dan pelacakan kontak di telepon pintarnya.
Tes PCR terus-menerus
Penanganan pandemi di Indonesia juga tidak mempermudah keberangkatan kami ke Jepang. Di awal Juni, Pemerintah Jepang dan Panitia Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 (TOCOG) mengeluarkan persyaratan karantina bagi negara-negara yang mengalami lonjakan kasus.
Awalnya, Indonesia tidak masuk dalam daftar tersebut. Tapi, hanya berselang beberapa hari Indonesia masuk ke grup 2 dan langsung naik ke grup 1. Akibatnya, kami para wartawan harus melakukan sejumlah tes, antigen atau PCR, selama tujuh hari berturut-turut sebelum keberangkatan. Ini tidak termasuk dua tes PCR wajib di fasilitas yang sudah ditunjuk oleh Pemerintah Jepang.
Saya pun pasrah menjalani rangkaian tes PCR. Hidung ini rasanya sudah kebal karena dicolok peralatan tes usap setiap hari. Setelah lima tes negatif, saya dibangunkan satu panggilan telepon tepat sehari sebelum rencana keberangkatan. Ternyata, hasil tes di hari keenam saya positif. Sontak, saya langsung bergerak cepat. Saya bahkan tak sempat memikirkan rencana peliputan ke Jepang yang terancam gagal. Yang terpikir hanya, saya harus segera melakukan tes bersama anak dan istri saya untuk memastikan kondisi mereka.
Namun, di hari ketujuh, saya mendapat kabar bahwa hasil tes PCR saya negatif. Namun, ini tidak berarti saya lantas berangkat. Saya diminta menjalani satu tes PCR lagi. Puji Tuhan, di hari kedelapan, tes PCR saya menunjukkan hasil negatif. Saya ditanya, apakah bersedia berangkat? Meski segala jadwal telah berubah, saya nyatakan bahwa saya siap bertugas.
Protokol super ketat
Rombongan wartawan yang saya ikuti sampai di bandara Narita, Tokyo, di hari Rabu (22/7/21). Sejak awal, kami sudah bersiap menjalani proses sangat panjang untuk bisa masuk ke Tokyo. Dua rekan kami yang sudah lebih dulu tiba memberi tips tentang dokumen apa saja yang harus dipersiapkan. Sejam sebelum mendarat, saya memastikan sudah berkumur dengan obat kumur antiseptik sebagai persiapan tes saliva di bandara Narita. Ada sejumlah aktivitas kami yang belum mendapat persetujuan dari Pemerintah Jepang. Akibatnya, kami harus menjalani proses yang lebih panjang.
Kami digiring masuk ke sebuah ruangan di mana segala dokumen akreditasi dikumpulkan. Petugas pun menelepon pusat akreditasi untuk memeriksa dokumen kami. 30 menit kemudian, kami diminta menjalani tes saliva. Masing-masing wartawan diberi tabung dan diminta memasukkan air liur ke dalam wadah tersebut. Setelahnya, barulah tiba pemeriksaan paspor. Saat diperiksa, kami harus mengisi kuesioner kesehatan yang disertai kode QR. Setelah itu, yang kami bisa lakukan hanyalah menunggu hasil tes saliva dan validasi akreditasi.
Sekian jam berlalu hingga akhirnya hasil tes kami keluar. Puji Tuhan, hasilnya kembali negatif. Setelah rangkaian tes kesehatan dan akreditasi penugasan selesai, barulah kami bisa masuk ke pintu terakhir, yakni imigrasi. Pemeriksaan di imigrasi berlangsung relatif cepat. Setelah mengambil bagasi, saya dan teman-teman akhirnya bisa keluar.
Perjalanan baru dimulai
Setelah persiapan berangkat yang cukup menguras energi, kami akhirnya bisa menapakkan kaki di ibukota Tokyo. Tentu saja, ini bukan berarti segala peraturan protokol sudah selesai. Saat menulis cerita ini, saya sedang menjalani hari pertama dari tiga hari karantina yang disyaratkan Pemerintah Jepang. Hari kedatangan dianggap sebagai hari nol. Ini artinya, saya baru bisa masuk stadion dan bertugas meliput tepat sehari setelah pembukaan.
Selama karantina, saya harus terus menjalani tes saliva. Kemungkinan, tes ini akan terus berlanjut selama saya berada di Tokyo. Satu hal yang menjadi catatan saya: protokol kesehatan yang ketat diikuti serangkaian tes tidak lantas membuat saya merasa jauh lebih aman. Sebab, kemungkinan tertular selalu ada di mana dan kapan saja.
Saat ini, para atlet, perwakilan negara, petugas pertandingan, dan wartawan dari seluruh dunia sudah berkumpul di Tokyo. Dan mungkin juga, seluruh varian Covid-19. Berlangsung tanpa penonton, Olimpiade Tokyo mungkin akan menjadi Olimpiade yang paling senyap sepanjang sejarahnya. Semoga, gegap gempita semangat olahraga akan tetap menyala dari kami semua yang tengah bertugas di sini. Salam dari Tokyo!
*Mikael Widjajanto

Momen-momen Berkesan Upacara Pembukaan Olimpiade Masa ke Masa
Surat 5.45
Terima kasih 5.45 setiap pagi selalu menghadirkan berita yang berbeda.
*Feby
Saya sangat senang setiap pagi dapat membaca 5.45. Terimakasih asumsi telah memberikan kami berita dengan pembawaan yang berbeda.
*Muhammad Asrudin
Bagikan informasi seputar Olimpiade Tokyo 2020 dengan forward newsletter ini ke teman-teman kamu ya! Sampaikan juga pendapatmu ke bit.ly/surat545
Iklan Baris
Nells Daily. Menyediakan outfit kekinian yang ramah di kantong
Cemceman. Butuh temen ngemil? Cemceman bisa jadi temen kamu! Cemilan makaroni dengan banyak varian rasa yang bisa kamu atur level pedasnya.