Moeldoko Bakal Disantet Bupati Lebak?
Ada yang kesal dan emosi lantaran Moeldoko kudeta AHY

KILAS BALIK
SEKILAS INFO: Bagi teman-teman yang sudah menjajal website baru Asumsi.co beserta fiturnya sejak Jumat (5/3/21) kemarin, kami akan sangat senang menerima masukan dari kalian. Silahkan sampaikan ke bit.ly/surat545 atau di kolom komentar paling bawah. Terima kasih!
***** Santet Moeldoko
Bupati Lebak sekaligus Ketua DPD Partai Demokrat Banten Iti Octavia Jayabaya menolak KLB ilegal dan mendukung AHY. Ia pun mengaku siap menyantet KSP Moeldoko.
Rasisme Keluarga Kerajaan Inggris ke Anak Meghan Markle
Meghan Markle mengungkap bahwa salah satu anggota Keluarga Kerajaan Inggris sempat mengkhawatirkan soal seberapa gelap warna kulit anaknya, Archie Harrison. Banyak dukungan datang, salah satunya dari petenis dunia Serena Williams.
NASIONAL
Testimoni Peserta KLB Demokrat: Diimingi Rp 100 Juta, Dapat Cuma Rp 10 Juta

Foto: Tangkapan Layar YouTube Agus Yudhoyono
Mantan Wakil Ketua DPC Partai Demokrat Kotamobagu, Sulawesi Utara, Gerald Piter Runtuthomas mengaku diimingi uang senilai Rp 100 juta untuk hadir ke Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara, beberapa hari lalu.
Sempat menolak
Dalam testimoninya, mulanya, Gerald mengaku dihubungi oleh seseorang bernama Vecky Gandey untuk bisa memilih Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat lewat KLB. Gerald menyebut sempat menolak ajakan mengikuti KLB tersebut.
Diimingi Rp 100 juta
Namun, saat dihubungi untuk kedua kalinya, ia diiming-imingi uang Rp 100 juta jika hadir di KLB dan memilih ketua umum baru, yakni Moeldoko. Padahal, kata Gerald, dia tidak memiliki hak suara untuk memilih ketua umum baru.
Awalnya hanya dapat Rp 5 juta
"Saya ikut (KLB) karena diiming-imingi uang besar Rp 100 juta. Kalau sudah tiba di lokasi akan dapat 25 persen, yaitu Rp 25 juta. Selesai KLB akan dapat sisanya Rp 75 juta. Tapi nyatanya kita cuma dapat uang Rp 5 juta," kata Gerald dalam video testimoni yang ditayangkan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang disiarkan melalui kanal YouTube Agus Yudhoyono, Senin (8/3/21).
Sempat berontak dan akhirnya ditambah uang lagi
Mengetahui uang yang didapat tidak sesuai janji, Gerald dan kader-kader Partai Demokrat daerah lainnya pun memberontak di acara KLB tersebut. Ia membeberkan bahwa daerah pertama yang memberontak adalah Maluku, disusul Papua, lalu Sulawesi Utara.
Setelah itu, Gerald mengatakan protes tersebut akhirnya bisa diredam karena mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, memberikan tambahan uang senilai Rp 5 juta. "Saya tak terima karena sudah berkorban sudah melawan Ketua DPC saya sehinga dipanggil dan ditambah uang Rp 5 lima juta. Total itu dapat uang Rp 10 juta."
Tetap datang meski tak ada hak suara
Gerald mengaku dirinya datang ke KLB tersebut dengan alasan bahwa Ketua DPC tidak bisa menghadiri acara itu. Padahal sesuai AD/ART, seorang Wakil Ketua DPC tidak memiliki hak untuk memberikan suara di KLB.
"Dibilang sama Pak Vecky nggak apa-apa, yang penting nanti di lokasi KLB akan pilih ketum baru yaitu Moeldoko," ucapnya.
Minta maaf pada AHY
Gerald juga mengaku merasa bersalah dan menyesal karena mengikuti KLB Demokrat tanpa seizin Ketua DPC Kotamobagu.
"Saya mohon maaf sebesar-besarnya dengan keterlibatan saya, tanpa pamitan sama ketua, tanpa minta persetujuan, tanpa minta SK saya sudah melangkahi ketua, datang ikut kongres dengan ajakan Bapak Vecky karena iming-iming uang gede," kata Gerald.
Sebelumnya, KLB Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3) lalu, menetapkan Moeldoko menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Mantan Panglima TNI itu terpilih secara voting dengan mengalahkan Marzuki Alie yang kala itu juga dicalonkan sebagai calon ketua umum Partai Demokrat.
*Ramadhan Yahya
KORUPSI
Tersangka Korupsi Lahan DKI, Anies Copot Dirut PD Sarana Jaya

Foto: Ramadhan/Asumsi.co
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah mengusut kasus dugaan korupsi pengadaan lahan di DKI Jakarta. Sejumlah nama telah ditetapkan sebagai tersangka. Adapun Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) dilaporkan telah diteken oleh KPK sejak 24 Februari lalu.
Siapa tersangkanya?
"Identitas tersangka yang disebutkan jelas yaitu Yoory Corneles sebagai Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Pembangunan Sarana Jaya (PD Sarana Jaya)," demikian informasi tersangka kasus ini, dikutip dari Detik.com.
Pihak-pihak lain yang terlibat
Sumber yang sama menyebutkan, selain Yoory, ada dua nama lain serta pihak korporasi yang disebutkan telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka antara lain, Anja Runtuwene, dan Tommy Adrian, serta PT Adonara Propertindo.
Apa kasusnya?
Sprindik tersebut menerangkan, perkara yang tengah diusut yaitu terkait pengadaan tanah di Munjul, Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur pada tahun 2019.
Para tersangka dijerat dengan Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor).
Gubernur Anies nonaktifkan Yoory
Menyikapi isu ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dikabarkan telah menonaktifkan Dirut PD Sarana Jaya, Yoory C Pinontoan. Demikian disampaikan Pelaksana tugas (Plt) Kepala BP BUMD DKI Jakarta Riyadi.
Ia membenarkan, pencopotan terhadap Yoory dilakukan gubernur pasca menyatakan adanya penetapan status tersangka oleh KPK pada Jumat (5/3) lalu.
"Pak Gubernur saat itu langsung mengambil keputusan untuk menonaktifkan yang bersangkutan. Atas kasus tersebut, Yoory akan mengikuti proses hukum dengan menganut asas praduga tak bersalah," katanya dalam keterangan tertulis, dilansir dari Liputan6.com, Senin (8/3/2021).
Riyadi menambahkan, dinonaktifkannya Yoory berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 212 Tahun 2021 tentang Penonaktifan Direktur Utama dan Pengangkatan Direktur Pengembangan Sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama Perumda Pembangunan Sarana Jaya.
"Pak Gubernur menunjuk Direktur Pengembangan Perumda Pembangunan Sarana Jaya Indra Sukmono Arharrys sebagai Pelaksana tugas (Plt) PD Sarana Jaya, berlaku selama tiga bulan," jelasnya.
Saat ini, penyidik KPK telah melakukan penggeledahan terhadap Yoory.
*Ray Muhammad
TEKNOLOGI
MyHeritage, Aplikasi Deepfake Kenang Kerabat yang Tiada

Foto: Natasha Lomas/TechCrunch
Aplikasi MyHeritage kini tengah digandrungi banyak orang. Aplikasi apa itu? MyHeritage merupakan aplikasi yang mampu membuat foto lawas menjadi hidup. Hidup yang dimaksud adalah foto tersebut bisa bergerak. Aplikasi ini dibekali dengan teknologi artificial intelligence atau kecerdasan buatan.
Aplikasi MyHeritage sukses bikin banyak orang terharu
Di beberapa media sosial, aplikasi hasil olahan foto dari MyHeritage sering muncul di lini masa media sosial. Misalnya saja di TikTok, akun @Ellfalina mengupload foto kedua orang tuanya di mana sang ibu telah meninggal dunia pada tahun 2014.
Sambil terlihat terharu, ia menunjukan foto lawas sang ibu bisa bergerak. Dalam video tersebut, ia menuliskan kerinduan kepada ibunya. “Nama aplikasinya MyHeritage #Alfatihah #Mom,” tulisnya.
Teknologi apa yang dipakai?
Mengutip The Verge, Aplikasi MyHeritage ini menggunakan AI berlisensi dari D-ID untuk menciptakan efek bergeraknya foto. Program ini menggunakan video driver gerakan wajah atau deepfake yang telah direkam sebelumnya.
Lalu, aplikasi tersebut akan menyempurnakan video tersebut sebelum mengubah formatnya ke GIG. Pengguna harus mendaftar untuk mendapatkan akun gratis di MyHeritage dan kemudian mengunggah foto.
“Kombinasi dari semua teknologi yang berbeda itu semuanya terjadi dalam beberapa detik ketika Anda mengunggah gambar itu,” kata direktur hubungan masyarakat MyHeritage Rafi Mendelsohn.
Hidupkan lagi kenangan
Kebanyakan pengguna menyerbu MyHeritage karena ingin menggunakan aplikasi ini untuk menganimasikan kerabat yang telah tiada. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan bisa digunakan untuk mengedit foto apapun asal memiliki bentuk wajah termasuk lukisan dan patung. MyHeritage mengklaim aplikasinya telah digunakan mengedit 10 juta wajah oleh para penggunanya.
Bagaimana cara membuatnya?
Sebelum masuk dan edit ke aplikasi MyHeritage, pengguna diwajibkan untuk menginstal dan log-in aplikasi tersebut. Setelah itu, pilih dan masukan foto yang ingin ‘dihidupkan’. Berikut adalah cara menggunakan aplikasi tersebut:
Unduh terlebih dahulu MyHeritage di PlayStore Android.
Selanjutnya Instal aplikasi tersebut di HP dan buat akun apabila belum memiliki akun.
Setelah memiliki akun, pengguna cukup klik 'Photos'.
Kemudian klik ikon '+' untuk menambahkan gambar.
Klik 'Add photos' untuk memilih gambar yang sudah ada di dalam handphone atau klik 'Scan photos &docs' untuk mengambil gambar foto secara langsung.
Setelah itu klik ikon bertanda bulat dan bergaris tiga.
Jika sudah selesai, maka foto akan terlihat bergerak seolah hidup.
*Ridwan Achmad

Harapan Panser Biru Untuk Semarang
Surat 5.45
Saya mengikuti 5.45 dari awal newsletter ini muncul, belakangan membaca 5.45 sudah menjadi bagian dari rutinitas saya di KRL saat berangkat menuju kantor. Saya ingin berterimakasih untuk dedikasi seluruh tim Asumsi tanpa terkecuali. Hari-hari saya jadi terasa lebih baik, saya yakin juga banyak orang yang begitu. Ditengah kondisi negara yang seperti ini, kalian jaga diri baik-baik ya semuanya, jaga kesehatan juga!
*Lovina
Asumsi cukup oke untuk bacaan pagi sebelum dikejar rapat2 di kantor. Bravohhh...
*Ramses
Bagi kami pendapatmu penting. Sampaikan ke bit.ly/surat545
Iklan Baris
Pensil Kaktus. Pensil kaktus, available sationary untuk journaling atai bikin catetan. high quality, sedang ada promo diskon 10% all item. pembelian minimal 100rb akaN dapat free masker kain dan Steam eyemask KAO japan FREE!!
Unessential Drink. Minuman varian susu dan coklat untuk kamu yang haus
Adelia Frozenfood. Juaranya frozenfood sidoarjo!! Dijamin murah dan berkualitas 😍.
Mau pasang iklan gratis? Klik di sini