Pro-kontra Cek COVID-19 dengan GeNose di Stasiun
Kangen Asumsi Distrik? Simak bocoran kisahnya di bawah ini~

KILAS BALIK
Siap-siap sejuta kasus COVID-19 di Indonesia hari ini. Per 25 Januari kemarin, pemerintah Indonesia mencatat tambahan 9.994 kasus dengan total kasus sebesar 999.256.
Recap khusus buat kamu pembaca setia 5.45, ini daftar nama publik figur yang terkuak merupakan pelaku kekerasan seksual hingga KDRT selama Januari ini:
1. Eks-jubir Donald Trump, Kellyanne Conway, diekspos lewat TikTok oleh anaknya sendiri sebagai pelaku kekerasan domestik. Anaknya mengaku memiliki ratusan video yang membuktikan perilaku abusive ibunya, secara fisik, mental, dan emosional, kepadanya.
2. Model laki-laki dan trans ramai-ramai came out ke publik tentang pengalaman kekerasan seksual yang mereka dapatkan dari desainer fesyen terkenal Alexander Wang.
3. Ada juga aktor Call Me By Your Name Armie Hammer yang dituduh telah memanfaatkan ketenarannya untuk memanipulasi korbannya berhubungan seks--meminta untuk meminum darah korban hingga memotong bagian tubuh mereka. 💀
TERKINI
Nama-nama Calon Pimpinan Lembaga Pengelola Investasi Indonesia

Foto: Freepik
Udah tahu belum kita sedang dalam proses pemilihan calon Ketua Dewan Direktur Lembaga Pengelola Investasi (LPI)?
Eh, sebentar. Apa tuh LPI?
LPI atau sovereign wealth fund (SWF) Indonesia adalah lembaga pengelola investasi yang dibentuk pemerintah pada Desember 2020 lalu melalui Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2020 yang merupakan turunan dari UU Cipta Kerja.
Lembaga ini mendapatkan modal sebesar Rp75 triliun dari pemerintah dan ditargetkan untuk mengumpulkan dana untuk keperluan pembangunan infrastruktur jangka panjang.
Pasal 165 ayat (2) UU Cipta Kerja menyebutkan bahwa pembentukan LPI punya tujuan untuk, “meningkatkan dan mengoptimalisasi nilai aset secara jangka panjang dalam rangkka mendukung pembangunan secara berkelanjutan.”
Ah, oke. Terus, siapa aja calon ketuanya?
Ada sekitar 30 nama calon Ketua Dewan Direktur LPI yang sedang disaring oleh Dewan Pengawas LPI yang diketuai oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Hal ini disampaikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Sejumlah nama yang jadi sorotan termasuk:
Pandu Patria Sjahrir selaku Komisaris Utama SEA Group dan Direktur PT Toba Bara Sejahtra Tbk;
Arief Budiman selaku mantan Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero);
Arsjad Rasjid selaku Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk.
Menurut Koran Tempo, masuknya nama Pandu Sjahrir dan Arief Budiman bukanlah sebuah kejutan. Keduanya kerap ikut bersama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir dalam kegiatan persiapan pembentukan LPI.
Pada November 2020, Pandu dan Arief ikut dalam bersama Luhut dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam kunjungan ke Amerika Serikat. Mereka mengunjungi kantor pusat US International Development Finance Corporation dan bertemu dengan perusahaan-perusahaan investasi besar.
Pada Desember 2020, Pandu bersama Luhut dan Erick melakukan kunjungan ke Tokyo, Abu Dhabi, dan Arab Saudi. Kunjungan-kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka mempromosikan rencana pembentukan LPI dan menjajaki calon-calon investor.
Satu lagi, Pandu juga adalah keponakan dari Luhut dan saat ini menjabat sebagai direktur di PT Toba Bara Sejahtra Tbk yang dimiliki oleh Luhut.
Gimana komentar pemerintah tentang kedekatan mereka?
Well, Erick membantah Luhut ikut campur tangan dalam proses pemilihan ketua. Ia memastikan proses pemilihan dilakukan secara transparan karena melibatkan lembaga penjaring profesional. “Pak Luhut membantu roadshow, tapi tidak dilibatkan. Sejak awal, kementerian yang terlibat adalah Kementerian Keuangan dan BUMN,” papar Erick kepada Koran Tempo.
Erick juga menjelaskan bahwa Dewan Pengawas LPI mensyaratkan agar pemimpin LPI memiliki kualifikasi internasional dan harus pernah menjabat sebagai CEO di perusahaan besar.
Syarat lainnya?
Memiliki latar belakang keuangan dan investasi.
Melalui proses pemeriksaan profil yang melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Sebelumnya, tepatnya pada November 2020 lalu, Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistria, menolak pembentukan LPI. Menurutnya, lembaga ini berisiko menimbulkan celah penyimpangan dan risiko tinggi gagal bayar.
“Saya kira di sini ada celah merugikan keuangan negara dalam jangka panjang apabila nilai aset negara menurun karena salah kelola,” ujar Bhima di kontan.co.id.
*Permata Adinda
NASIONAL
Ini Pro-kontra Pendeteksian COVID-19 dengan GeNose Buatan UGM

Foto: UGM
Masih ingat alat pendeteksi COVID-19 GeNose buatan Universitas Gadjah Mada (UGM)? Alat yang diklaim dapat mendeteksi virus dalam 50 detik lewat embusan napas ini akan mulai diimplementasikan di stasiun-stasiun Kereta Api (KA).
Implementasi GeNose di stasiun diklaim akan mengurangi beban biaya bagi penumpang KA. Berbeda dengan biaya rapid test antigen yang seharga ratusan ribu rupiah, biaya tes GeNose diharapkan bisa di bawah Rp20 ribu.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan implementasi tes di KA akan mulai dilakukan pada 5 Februari 2021. Setelah itu, harapannya, tes juga dapat diimplementasikan untuk moda transportasi penerbangan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ikut menyambut antusias penggunaan alat ini. Ia hadir dalam demonstrasi penggunaan GeNose di Stasiun KA Pasar Senen pada Sabtu (23/1) bersama Budi Karya Sumadi. Luhut juga turut serta melakukan tes menggunakan alat tersebut.
Kepala Produksi Konsorsium GeNose C19, Eko Fajar Prasetyo, mengklaim bahwa alat ini dapat mendeteksi virus hanya dalam waktu 50 detik. Ia juga membandingkan tingkat akurasi moda tes ini dengan PCR. “Secara akurasi dengan PCR tidak jauh beda. Kalau negatif GeNose, tidak perlu PCR,” kata Eko.
Kedengarannya kabar bagus, ya.
Nah, para ahli ternyata malah memandang sebaliknya.
Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman, mengatakan bahwa penggunaan massal GeNose di Indonesia tidaklah tepat. Sebab, alat ini masih dalam tahap uji laboratorium.
“Jangan dalam kondisi ini kita terburu-buru tidak matang, tidak cermat. Sehingga bukan meningkatkan respons kita terhadap penanganan virus, malah bisa kontraproduktif,” kata Dicky.
Ia juga menyebutkan bahwa membandingkan tes GeNose dengan PCR adalah sebuah “salah kaprah”. Penggunaan tes ini lebih tepat disandingkan dengan pengecekan suhu yang kini dilakukan di berbagai tempat publik. “Oh, itu jauh sekali [dengan rapid test antigen dan PCR]. Itu salah kaprah. Ini yang berbahaya. Selain alatnya sendiri masih dalam proses uji lab dan validasi, jangan sampai tujuannya screening malah yang terjadi paparan.”
Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, memperingatkan bahwa tingkat prediksi GeNose belum benar-benar teruji. Klaim akurasi alat pendeteksi yang mencapai 90% juga tidak meyakinkan karena uji coba terhadap sampel ia nilai belum optimal.
“Kalau Kementerian Kesehatan memberikan izin pakai sementara 1 tahun, seharusnya itu untuk riset, untuk perbaiki prosedur, bukan untuk buka layanan,” ujar Pandu.
Anggota Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra, menilai rencana pemerintah menggunakan GeNose untuk screening pelaku perjalanan tidaklah efektif.
“GeNose ini hemat kami tidak tepat kalau dipasalang lalu dipakai di terminat, stasiun, bandara, atau apapun dengan tujuan membatasi ruang gerak. Karena, prasyaratnya cukup banyak. Jadi, tidak praktis dan tidak efektif. False-nya akan tinggi,” kata Hermawan, menyorot pada tes yang menjadi tidak akurat jika seseorang habis mengonsumsi makanan menyengat atau merokok.
*Permata Adinda
INTERNASIONAL
Cekcok Perbatasan antara Cina dan India

Foto: BBC
Cina dan India dikabarkan berselisih (lagi) di wilayah perbatasan utara Sikkim pada Rabu (20/1). Tentara India melaporkan bahwa ada insiden “minor” yang katanya sudah terselesaikan.
Perseteruan di sekitaran perbatasan ini bukanlah hal baru. Pada Juni 2020 lalu, perseteruan di wilayah Ladakh menyebabkan setidaknya 20 tentara India tewas.
Oke. Apa yang terjadi?
Perseteruan terbaru pada Rabu lalu ini terjadi di utara Sikkim, wilayah yang terletak di antara Bhutan dan Nepal—berjarak sekitar 2.500 km dari wilayah Ladakh.
Patroli dari Cina mencoba memasuki wilayah India dan memicu perseteruan dengan tentara India. Tentara India mengeluarkan pernyataan bahwa, “terdapat perseteruan minor di wilayah Nathu La, utara Sikkim, pada 20 Januari 2021. Persoalan ini telah diselesaikan oleh komandan lokal sesuai protokol yang berlaku.”
Kenapa cekcok terus terjadi?
Sederhananya, karena batas wilayah sepanjang 3.440 km ini memang nggak terdefinisi dengan jelas. Sungai, danau, dan salju membuat batasan bergerak—tentara pun jadi sering saling berhadap-hadapan dan berujung pada konfrontrasi.
Vikas Pandey dari BBC News menganalisis bahwa peristiwa terakhir ini menunjukkan bahwa ketegangan antara Cina dan India masih tinggi. Di satu sisi, pernyataan dari tentara India menunjukkan bahwa kedua negara ini masih berupaya untuk tetap berdialog dan tidak ingin perseteruan kecil seperti ini berakhir menggagalkan proses itu.
Tapi, di sisi lain, masing-masing pasukan masih berhadap-hadapan dengan satu sama lain di banyak titik perbatasan. Sejumlah mantan tentara India mengatakan perseteruan jadi tak terhindarkan karena situasinya sangat tidak pasti.
I see. Apa lagi yang menarik?
Menambah kerunyaman masalah, Cina dilaporkan sedang membangun pedesaan baru di sekitar perbatasan wilayah Arunachal Pradesh.
Di satu sisi, pihak militer Cina mengatakan bahwa pembangunan ini merupakan bagian dari program pengentasan kemiskinan nasional.
Jalanan yang dibuat untuk kepentingan militer dikatakan jadi “kesempatan bagus untuk membangun rumah untuk warga lokal Tibet menggunakan uang pengentasan kemiskinan.”
Sekitar 100 rumah dibangun di sekitar sungai Tsari Chu. Tak diketahui jelas kapan pembangunan mulai berlangsung, tetapi gambar satelit pada Agustus 2019 menunjukkan bahwa wilayah itu pada saat itu masihlah berupa padang rumput.
Meskipun Arunachal Pradesh adalah bagian dari India, tetapi Beijing mengklaim 90.000 kilometer persegi di antaranya sebagai bagian dari Tibet Selatan. Cina pun mengatakan seluruh aktivitas konstruksi terletak di wilayah Cina.
Di sisi lain, profesor kajian strategi di Centre for Policy Research di Delhi, Brahma Chellaney, mengatakan bahwa aktivitas pembangunan Cina di sekitar wilayah perbatasan adalah bukti dari “ekspansionisme agresif” negara itu.
“Permukiman sipil dirancang sebagai dasar hukum internasional untuk mengklaim wilayah mereka, yang saat ini tidak memiliki kedudukan hukum yang kuat,” katanya.
*Permata Adinda
Haji Lulung, Si "Preman Pensiun" Tanah Abang

Foto: BBC
Tanah Abang bukan hanya pasar yang sibuk dan gedung-gedung megah berkilauan. Bagi banyak orang, pada mulanya dan sampai kapan pun, Tanah Abang adalah kampung halaman. Maka ia tak bisa jadi ruang hampa yang tercerai dari diri. Di kampung halaman, manusia merumuskan dirinya. Di kampung halaman, kita ingin terus memelihara apa-apa yang bagi kita berharga.
Untuk Asumsi Distrik episode terbaru, kami bertemu dengan salah satu orang paling berpengaruh di Tanah Abang. Abraham Lunggana namanya. Haji Lulung sapaan akrabnya. Ia adalah pencetus "investasi lingkungan" yang agenda-agendanya begitu dekat dan berpengaruh bagi warga Tanah Abang. Fenomena ini ikut menunjukkan betapa besar pengaruh Haji Lulung di kawasan ini.
Tapi, siapa dia sebenarnya? Bagaimana dia membangun dan mempertahankan kekuasaannya selama puluhan tahun? Simak bocoran wawancara host kami, Dea Anugrah, bersama Haji Lulung di sini.
Boleh, nggak, saya diceritain gimana dulu riwayatnya Pak Haji? Saya denger-denger kan dulu bukan anak konglomerat, tapi di Tanah Abang sempat jadi pengusaha barang bekas.
Sebenernya, sih, saya tumbuh berkembangnya itu dari keluarga nggak punya, ya. Ayah saya tuh namanya Abdurrahim, dipanggil Ibrahim. Dia seorang tentara. Veteran, pejuang '45. Meninggal dunia sejak saya kelas 3 SMP. Itu tahun 1975.
Kemudian, dari meninggal orang tua saya, kebetulan saya, maksudnya tinggal ya, di lingkungan pasar. Rumah saya dengan pasar itu cuma 50 meter, lah. Artinya, tempat saya bermain, interaksi saat masa kecil, di situ. Nguber layangan, dan seterusnya. Karena orang tua meninggal, langsung berubah.
Saya, keluarga saya, saudara saya 11. Kebetulan, saya anak ke-7. Di situ, saya mencoba. Saya ingin membantu orang tua. Dari bekerja, saya kan bingung, bekerja apa. Tapi, sehari-hari saya liat. Ada pekerjaan yang selama ini nggak terserap sama saya. Apa tuh? Ya, ngumpulin barang bekas. Itu bekas-bekas dari kulian. Artinya, bal-balan tekstil, di Tanah Abang, yang setiap hari jam 2 malam itu datang. Subuh itu, setelah habis subuh, itu dibuka.
Kulian itu berupa bahan yang tutupannya adalah karung bekas. Ada kardus, ada per dulu. Saya mencoba di sana. Oh, rupanya waktu saya belajar mencari nafkah, tentang barang-barang bekas itu, di situ ada kelompok juga rupanya. Kelompok-kelompok pemulung. Jadi saya disuruh pergi, karena mereka kan nggak tau siapa saya, kan. Saya memang anak kampung situ. Masih kecil lagi.
Tapi, kemudian, satu minggu, saya berpikir. Oh, ini kan setiap hari saya lalu-lalang situ. Jadi, orang-orang yang ngambil barang di situ adalah ngejualnya di tempat yang saya tau, yaitu di samping Klenteng Tanah Abang. Saya ngomong di situ, Pak, saya boleh kerja nggak? Akhirnya saya diterima kerja.
Saya mulai terbiasa bekerja di situ. Banyak interaksi kepada masyarakat lingkungan situ, artinya lingkungan pasar. Sampe kadang-kadang saya sampe jam 8, orang baru dateng. Nah, beradaptasi di situ, kemudian saya teruslah. Jualnya juga di tempat itu. Di situ, saya megangnya minyak tanah sama sikat kawat. Ngebersihin semua, barang-barang bekas.
Lama-lama, saya niat mengembangkan diri. Kalo pagi itu, saya liat ada orang. Bawa barang, bersepeda. Terus taro barangnya. Dia abis keliling, tuh. Cari barang, keliling, terus jual di situ.
Dia jualan apa tuh, Pak Haji?
Loakan gitu. Barang bekas, seperti setrikaan bekas, kipas angin bekas. Sampe stik golf juga dulu saya pernah beli, jual beli. Saya belajar di situ, akhirnya saya ngumpulin uang. Pengen beli sepeda, pengen seperti yang lain. Keliling, cari barang di rumah-rumah orang. Dari Citarum sampe Sumenep. Saya bisa dapet barang-barang itu, akhirnya, kalo saya dapet barang, abis keliling, saya jual. Pulang saya dapet duit, terus tidur.
Selang waktu, terus mulai berkembang. Karena tadi adaptasinya banyak orang mulai kenal saya di situ, mulai saya merubah. Singkat kata, saya mulai buat koperasi pada waktu itu. Karena, saya sering baca buku. Soal investasi modal dan segala macem. Saya pikir, kalau investasi butuh modal, saya mana duitnya? Ah, saya bilang, saya mesti punya konsep, namanya investasi lingkungan.
Saya mencoba mensinergikan antara sentra ekonomi pasar dengan lingkungan. Kenapa begitu? Karena saya yakin saya adalah bagian dari lingkungan, saya adalah sumber daya masyarakat yang punya potensi, bisa ikut serta berpartisipasi di situ. Akhirnya coba saya kumpulin anak-anak. Yang sama, komunitasnya sama saya. Anak yatim. Jadi berangkat dari anak yatim, itu 15 orang, saya gerilya di situ.
Akhirnya, saya mengkoordinir itu. Nah, lama-lama, ada repelitasi bangunan Tanah Abang. Jadilah Pasar Tanah Abang. Kemudian berkembang, saya bikin perusahaan.
Dari program investasi lingkungan, saya mencoba lagi. Kalo dulu tuh, 1998, ada reformasi, saya udah ngomong, tuh. Transformasi paradigma dulu. Udah, saya mulai itu. Mengembalikan Tanah Abang sebagai daerah di samping sentra primer, juga daerah agamais. Saya mencoba menggagas, bagaimana kita mulai mewujudkan, memelihara soal kerukunan umat beragama?
Terus kemudian berkembanglah, saya bikin banyak, beberapa perusahaan. Sampe klimaksnya, saya punya 7.000 karyawan.
Bidangnya apa sih, Pak Lulung?
Jasa keamanan sekuriti, parkir, dan kebersihan. Karena, orang dulu nggak melihat kalau kebersihan itu sebenernya tambang emas. Tanah Abang kan merupakan banyak sampah, banyak apa. Dari kecil, saya beradaptasi dengan lingkungan sampah. Jadi, banyaklah, ya. Artinya, dari pembangunan pertokoan yang ada sekarang, kita mendapatkan luar biasa.
Mau tahu lebih lanjut kisah Haji Lulung dan warga-warga lain di Tanah Abang? Pantengin Asumsi Distrik hari ini jam 1 siang, ya!
*Permata Adinda

Bagaimana, sih, proses pembinaan bibit unggul sepak bola Indonesia?
Surat 5.45
Liat-liat berita negara lain kok kayak selalu berpihak ke warganya ya. Presiden baru Amerika dilantik, seakan bawa harapan baru yang lebih baik menurut warganya. Di Indonesia sendiri, kok update dari pemerintahnya suram semua yaa. Pandemi masih belum terkendali, peraturan yang dibuat malah soal lain :')
*Lulu
Baca newsletter kemarin soal Kapolri yang baru, saya jadi berasumsi bahwa secara tidak langsung Kapolri mengamini kinerja polisi selama ini enggak bener, dan memang menjadi instansi yang dibenci masyarakat. Aduh, jadi gimana gitu ya. WKwk
*Firman
Kilas balik tentang Panji menghantarkan saya kepada twit dan pas saya scroll nemu komentar teman saya juga. Ini gak penting tapi saya rasa keren aja 😅
*Tere
Bagi kami pendapatmu penting. Sampaikan ke bit.ly/surat545
Iklan Baris
Sedulur Tani. Menyediakan pupuk, dijamin murah. Gratis ongkir minimal pembelian 8 ton. Hubungi Facebook: Indana Mahmudah untuk lebih lanjutnya.
Mau pasang iklan gratis? Klik di sini