Asumsi 5.45

Share this post
Adil sejak dalam pikiran
545byasumsi.substack.com

Adil sejak dalam pikiran

Asumsi
Nov 11, 2020
Share this post
Adil sejak dalam pikiran
545byasumsi.substack.com

Waspada bias sendiri.

SOSOK

Nyai Badriyah Fayumi, ulama pendukung kesetaraan gender

Foto: Unsplash

Ketika mendengar kata “ulama”, mungkin yang muncul di benak kita adalah sosok seorang laki-laki memakai peci dan jubah panjang berwarna putih. Sementara itu, gambaran perempuan seperti jauh dan berjarak dari kata itu. Padahal, Indonesia tidak kekurangan santri ataupun ulama perempuan. Salah satu di antaranya adalah Nyai Badriyah Fayumi, perempuan yang namanya masuk sebagai satu dari 200 mubalig yang direkomendasikan oleh Kementerian Agama.

Siapa Nyai Badriyah Fayumi?
Nyai Badriyah Fayumi terkenal sebagai ulama yang lantang menyuarakan kesetaraan gender. Ia yang merupakan lulusan S1 Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir dan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah ini telah menyusun kajian-kajian ilmiah tentang ayat Alquran ataupun hadis dengan perspektif gender—salah satunya mematahkan anggapan banyak orang bahwa peran perempuan hanya sebatas pada urusan domestik.

Pemikiran-pemikiran Badriyah seputar isu gender ini pun dapat ditemukan dalam bentuk artikel dan buku, termasuk dalam Kedaulatan Perempuan: Bunga Rampai Pemikiran Ulama Muda (2002), Halaqah Islam: Mengaji Perempuan, HAM, dan Demokrasi (2004), dan Tubuh, Seksualitas, Dari Harta Gono-Gini Hingga Izin Poligami (2015).

Badriyah juga bergabung dalam Forum Kajian Kitab Kuning yang didirikan dan diketuai oleh Sinta Nuriyah Wahid, istri dari Presiden Indonesia keempat Abdurrahman Wahid atau Gusdur. Ia bersama dengan Sinta dan anggota-angota Forum Kajian Kitab Kuning menerbitkan buku Kembang Setaman Perkawinan (2005) yang adalah hasil analisis kritis terhadap dalil dan tafsiran dalam kitab Uqud al-Lujain.

Pada 2017, Nyai Badriyah Fayumi menjadi Ketua Pengarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI). Kongres itu terkenal secara progresif menyorot tentang pentingnya pengakuan terhadap eksistensi dan peran ulama perempuan di Indonesia, hingga menentukan sikap tegasnya terkait isu kekerasan seksual, pernikahan anak, dan kerusakan alam.

Kenapa Kehadiran KUPI jadi Penting?
Menurut penulis, pemerhati gender, dan aktivis Nahdlatul Ulama (NU) Kalis Mardiasih, KUPI bertujuan untuk meneguhkan eksistensi keulamaan perempuan. “Definisinya ada dua. Pertama, bahwa ulama perempuan yang secara biologis merupakan perempuan itu ada. Ada banyak perempuan yang memiliki kapasitas keulamaan yang setara atau tidak kalah dari ulama laki-laki. Hari ini Indonesia memiliki pengajar perempuan, rektor perempuan, hakim agama perempuan, hingga pimpinan organisasi masyarakat perempuan,” katanya ketika dihubungi Asumsi.co (10/11).

“Kedua, perempuan sebagai perspektif. Di sini, baik perempuan maupun laki-laki, asalkan ia memiliki perspektif dalam memandang perempuan secara setara sebagai khalifah Allah yang sama-sama memiliki hak untuk berbuat kebaikan sebanyak mungkin di muka bumi, maka ia pun disebut sebagai ulama perempuan,” lanjutnya.

Kalis menyatakan bahwa meskipun nama-nama ulama perempuan selama ini terdokumentasi dengan cukup baik, tetapi mereka lebih banyak dikenal sebagai “pendamping” dan bukan sebagai ulama. “Padahal mereka juga punya produk-produk pemikiran yang penting, sehingga layak bergelar ulama. Istilah ulama perempuan ingin merebut tafsir dan berupaya menyajikan kesadaran baru, bahwa ulama bukan hanya laki-laki tapi juga ulama perempuan.”

Bagaimana Sikap Badriyah terhadap RUU PKS?
Pada 2019, Nyai Badriyah Fayumi mewakili KUPI memberikan dukungannya terhadap pengesahan Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS). Dalam sebuah forum bersama DPR, Badriyah menyampaikan bahwa, dalam perspektif agama, pengesahan RUU PKS adalah bagian dari misi kenabian untuk membebaskan perempuan dan kelompok rentan lainnya dari ketidakadilan.

“Sangat jelas dipaparkan betapa kaum mustadh'afin [kaum tertindas] korban kekerasan seksual di Indonesia hari ini masih menggapai-gapai payung hukum yang bisa memberikan mereka perlindungan, jaminan keadilan, dan pemulihan. Payung hukum itu ternyata masih jauh dari cukup,” ujar Badriyah.
Badriyah menyampaikan bahwa gagasan RUU PKS merefleksikan Surat An-Nur ayat 33 yang berbicara tentang pencegahan, perlindungan, dan pemulihan korban kekerasan seksual. Ia menyayangkan ayat ini justru “jarang muncul di publik”.

Ayat yang keluar di masa perbudakan itu berbunyi, “Dan janganlah kamu paksa budak-budak perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang kepada mereka yang sudah dipaksa itu.”

“Ayat ini ada relevansinya dengan definisi kekerasan seksual. Bahwa memang ada unsur pemaksaan yang kemudian berdampak luar biasa. Quran memandatkan bahwa setiap korban kekerasan seksual dibebaskan dari kriminalisasi. Setelah itu tidak hanya itu. Perlakukan mereka dengan kasih sayang. Bahwa mereka perlu pemulihan. Ini spirit ayat yang saya pikir sangat penting untuk ke sana,” papar Badriyah.

“Saya hanya ingin mengatakan bahwa janganlah kawan-kawan yang berada di DPR merasa ragu untuk memperjuangkan undang-undang ini dengan kendala-kendala yang dianggap bersifat agama. Karena sesungguhnya tidak kurang spirit agama untuk mendukung itu,” lanjutnya dalam forum.
  *Permata Adinda

ADVERTORIAL

Selalu ada kemungkinan lain

Pandemi COVID-19 membuka kesadaran untuk serba waspada hingga ke hal-hal kecil yang tidak kita sadari. Yang dulu dianggap remeh, kini mulai menampakkan diri sebagai hal yang bisa menempatkan diri dalam bahaya. Berapa banyak dari kita yang sebelumnya menyadari bahwa banyak kegiatan sehari-hari yang membahayakan diri? Proses transaksi secara langsung misalnya berpotensi menyebabkan penularan pada banyak penyakit –tidak terbatas pada COVID-19 saja– karena tak adanya jarak aman antara kedua pihak.

Selain itu, banyak aktivitas yang menyebabkan kita rentan terpapar berbagai virus pembawa penyakit. Kini kita menyadari, udara yang tidak tersirkulasi dengan baik dan permukaan barang-barang di sekitar yang tidak steril mampu menjadi sumber malapetaka. Kita mungkin bisa mengambil pelajaran dari sejarah bahwa wabah dapat muncul dari berbagai hal yang tidak kita duga. Albert Camus dalam bukunya La Peste menuliskan, “Wabah ... adalah musuh yang lihai dan tak kenal lelah, seorang dalang yang terampil, yang mengerjakan pekerjaannya secara saksama dan sempurna.”

Hal kecil berpengaruh besar 
Ingin tetap waspada namun juga merasa tenang. Perasaan itu jelas mengisi kepala setiap orang di masa sulit seperti ini. Beberapa langkah bijak yang dapat dilakukan manusia dari masa ke masa untuk menghadapi hal itu adalah dengan memaksimalkan pemanfaatan teknologi.
Dari awal kemunculannya, langkah menghindari petaka COVID-19 jelas bertitik berat pada pencegahan. Meminimalisir bersentuhan dengan fasilitas publik. Dari sejarah, kita mengetahui bahwa manusia selalu berhasil mengatasi wabah yang berkali-kali menerpa peradaban dengan melakukan langkah pencegahan yang didukung penemuan-penemuan serta teknologi.

Mungkinkah kita mampu berhari-hari melewatinya dengan tenang sambil tetap melakukan langkah pencegahan? Dalam kegiatan sehari-hari yang pasti meliputi beragam kegiatan transaksi, memiliki mobile banking bisa menjadi jawabannya. Kemudahan teknologi yang tersedia dalam berbagai fitur di BCA mobile, misalnya, selain menawarkan kemudahan bertransaksi juga membantu meminimalisir kegiatan-kegiatan yang tidak perlu.

Mungkinkah setiap aktivitas kita hindari sentuhan dengan tangan?
Mungkinkah kita dapat melakukan transaksi sehari-hari dengan meminimalisir sentuhan?
 
Mungkin dong! Untuk memudahkan dan meningkatkan keamanan dari risiko COVID-19 dalam hal transaksi pembayaran, BCA terus berinovasi terhadap produk-produk-nya, khususnya BCA mobile. Selain memudahkan para penggunanya, inovasi ini juga meminimalisir penularan COVID-19 yang bisa saja melalui sentuhan tangan melalui uang tunai atau kartu ATM.
 
Lalu apa saja yang memungkinkan kita bisa menghindari risiko saat pandemi seperti ini? Empat cara ini bisa jadi andalan:

1. Setor / tarik uang tanpa kartu dengan fitur Cardless di BCA mobile! Lupa bawa kartu atau takut bawa kartu karena lagi pandemi, BCA mobile bisa jadi andalan!
2. Bayar sana-sini seperti bayar di restoran, cafe, hingga taxi bisa scan QRIS aja dengan fitur QR BCA mobile! Bisa ngebaca semua QRIS yang tersedia di tentcard di kasir-kasir outlet.
3. Mau buka rekening masih takut kemana-mana karena bahaya Covid-19? Mending #DiRumahAja buka rekening online di BCA mobile!
4. Masih harus #DiRumahAja tapi butuh hiburan? Sekarang kamu bisa transaksi online dengan Debit BCA Mastercard. Kalau mau bayar belanja online, streaming musik dan film, sampai beli voucher game, tinggal bayar pake Debit online BCA Mastercard. Jangan lupa aktivasi dulu di BCA mobile!

Pernah diprotes warga, tapi kebal digusur. Alasannya? Tonton dulu~

Surat 5.45

Jadi makin semangat mengawali hari dengan bacaan ringan dari daily news 5.45 Asumsi

*Denny

Hi Asumsi, aku udah langganan Asumsi dr setahun kayanya. Tapi karna dulu liat Asumsi seriuss banget bahasannya trus panjang-panjang gt jadi males baca, yang kebaca dailynews lapak sebelah. Tapi, seminggu lalu iseng baca yang Ig Nobel Prize, dari situ jadi baca Asumsi terus dan hari ini pengen ngasih tau aja karena pas dibaca terus-terusan bagus banget ya, banyak insight menarik tiap harinya. Makasih ya tim Asumsi udah ngasih tau aku hal-hal seru tiap hari. *hug

*Elmoo

Bagi kami pendapatmu penting. Sampaikan ke bit.ly/surat545

Iklan Baris

Roti Maryam Sofia. Yuk cobain roti maryam sofia dengan berbagai rasa olesan topping diatasnya. Lokasi: Jl. KH Muhdi, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Cek Google Maps: "Roti Maryam Sofia cabang Yogyakarta"

Sida Mbangun. Toko kami menyediakan berbagai bahan material bangunan, alat kelistrikan, dan cat. Kami menerima di area cilacap kota-kuripan, menganti

Ola Onana. THRIFT SHOP VINTAGE &COLORFULL STYLE START FROM 30K! Check it out now!

Mau pasang iklan gratis? Klik di sini

Share this post
Adil sejak dalam pikiran
545byasumsi.substack.com
TopNew

No posts

Ready for more?

© 2022 Asumsi
Privacy ∙ Terms ∙ Collection notice
Publish on Substack Get the app
Substack is the home for great writing