Saatnya membicarakan anjing
Yang patah tumbuh, yang hilang pulang.

Disangka punah, "anjing bernyanyi" ditemukan kembali di Papua
Ini cerita tentang anjing sungguhan, bukan kiasan.
Yang patah tumbuh, yang hilang pulang. Lima puluh tahun setelah terakhir kali terlihat di alam liar, peneliti menyatakan bahwa "anjing menyanyi" dari dataran tinggi Papua (Canis dingo hallstromi) telah ditemukan kembali. Spesies anjing liar yang dikenal karena lolongannya yang merdu itu rupanya masih ada, bertahan di antara tambang emas dan hutan hujan pulau Papua.
Temuan ini baru saja dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences. Bila ditelisik lebih jauh, kisah di balik penemuan kembali satwa unik ini terdengar seperti potongan film Wes Anderson.
Alkisah, seorang ahli zoologi bernama Prof. James McIntyre tengah suntuk. Sejak 1996, ia bercokol di pulau Vanuatu, di tengah-tengah samudra Pasifik, demi sebuah misi mulia: meneliti praktik penangkaran babi hutan interseks di pulau tersebut. Iya, kamu tidak salah baca. Selama lebih dari satu dekade, Prof. McIntyre mendedikasikan hidupnya untuk meneliti babi-babi queer.
Lepas satu urusan, sang pakar lanjut berkelana ke Papua--berpindah-pindah antara wilayah yang dikuasai Indonesia dan wilayah kedaulatan Papua Nugini. Kedatangannya ke pulau terbesar dunia itu bukan untuk main-main: ia mendengar rumor bahwa anjing bernyanyi, yang lama dianggap sudah hilang di alam liar, masih ada dan berlipat ganda.
Kabar tentang menyintasnya anjing-anjing ini tak hanya datang dari rekan-rekannya sesama peneliti, warga lokal, dan pekerja tambang. Pada 2012, ia mendapati sebuah potret anjing yang sangat mirip dengan deskripsi anjing bernyanyi dalam brosur ekoturisme. Bermodalkan desas-desus mendebarkan ini, Prof. McIntyre berangkat ke Papua dan bekerjasama dengan peneliti-peneliti setempat.
Ini jelas misi sulit. Kesampingkan sejenak fakta bahwa pedalaman Papua didominasi oleh hutan hujan lebat dan pegunungan curam. Anjing bernyanyi Nugini bahkan hanya tersisa ratusan ekor di kebun binatang dan pusat konservasi. Mencarinya di alam liar bak mencari jarum di tumpukan sampah plastik.
Anjing-anjing di kebun binatang dan pusat konservasi pun tidak murni anjing bernyanyi Nugini--mayoritas merupakan hasil kawin silang dengan anjing jenis lain. Yang murni nyaris mustahil ditemukan. Padahal, anjing bernyanyi Nugini adalah buyut dan canggah dari banyak jenis anjing yang saat ini populer untuk dipelihara--termasuk anjing Shiba Inu yang imutnya minta ampun itu.
Pada 2016, terjadi terobosan. McIntyre dan timnya berhasil menemukan beberapa ekor anjing bernyanyi Nugini tak jauh dari areal tambang Grasberg, Kabupaten Mimika, provinsi Papua, Indonesia. Lima belas anjing difoto secara menyeluruh untuk kepentingan dokumentasi, dan tiga ekor anjing--termasuk seekor anjing yang ditemukan dalam keadaan sudah menarik--ditarik sampel genetikanya untuk memastikan apakah mereka benar-benar anjing bernyanyi Nugini yang dicari-cari.
Sampel DNA tersebut dianalisis oleh pakar genetika Elaine Ostrander di National Institutes of Health AS. Mereka membandingkan DNA tersebut dengan sampel dari 161 peranakan anjing, dingo, dan anjing bernyanyi Nugini ras campuran yang ada di tempat-tempat konservasi. Setelah sekian tahun menganalisis, temuan mereka dipublikasikan: anjing yang ditangkap McIntyre benar-benar anjing bernyanyi Nugini.
Tepatnya, anjing tersebut memiliki 72 persen DNA anjing bernyanyi Nugini, dan 28 persen DNA lain dari jenis anjing liar lokal di Papua serta sisa-sisa DNA leluhur setiap anjing yang pertama datang ke Papua. Temuan ini menunjukkan bahwa anjing bernyanyi Papua tak hanya selamat dari kepunahan. Selama lima puluh tahun terakhir, spesies ini berkembang biak dan bermutasi secara perlahan, selayaknya semua anggota kerajaan Animalia.
Temuan ini memberi harapan bahwa populasi anjing tersebut, yang tinggal segelintir, dapat dikembalikan lagi ke tingkatan normal. DNA ratusan anjing bernyanyi campuran yang ada di pusat konservasi dapat dikombinasikan di masa depan dengan DNA anjing bernyanyi Papua untuk perlahan mengembalikan karakteristik asli anjing tersebut. Lebih seru lagi, kabar bahwa anjing-anjing ini telah berinteraksi dengan warga lokal menunjukkan bahwa ada kemungkinan anjing bernyanyi Nugini dapat hidup berdampingan dengan manusia.
*Raka Ibrahim

Menurutmu bagaimana?
Surat 5.45
Sebagai seorang hopeless romantic, saya suka sekali tulisan Mbak Nicky, "Dicari: Belahan Jiwa." Semoga kita selalu bisa menemukan diri sendiri dan 'yang katanya' belahan jiwa kita. Terima kasih, Asumsi!
*Syifa
Entah kenapa setiap bacain notifikasi dari 5.45, saya merasa harus sesegera mungkin membukanya. Pagi ini, saat cuaca mendung, saya disuguhi tulisan tentang belahan jiwa. Penyampaian dan penggambaran kisah oleh para penulis Asumsi selalu membuat saya tergugah, berkali-kali. Terima kasih, tim redaksi yang sungguh kreatif dalam menemani pagi kami.
*N. Miranda
Bagi kami pendapatmu penting. Sampaikan ke bit.ly/surat545
Iklan Baris
Jamu Panjang Umur. Kami menyediakan jamu dengan berbagai rasa: wedang secang, kunyit sereh, dan kunyit asem. Tersedia dalam kemasan berukuran 300ml dan 250ml. Sistem penjualan adalah preorder setiap hari Rabu sampai dengan Jumat pukul 17.00 WIB. Jamu akan diantar pada Sabtu pagi/siang dari daerah Pasar Rebo dan Cipete, Jakarta.
Orendaku. Buat yang suka pakai totebag dan bosen sama desain totebag itu-itu aja, yuk, mampir ke IG @orendaku. Kamu bisa custom totebag dengan gambar kesukaanmu! Harga terjangkau, mulai dari 16rb hingga 21rb, dan tersedia dalam berbagai ukuran. Bisa dikirim kemana pun ✨
Sambeledeg. Hai, teman! Setiap kumpul keluarga besar pasti akan ada menu wajib sambel ikan peda dan cumi yang enak banget resep asli dari keluarga. Aku pengen temen-temen juga cobain sambel homemade ini. Sekarang lagi open preorder sampai hari Rabu minggu depan dan bakalan ready hari Sabtu. Harga mulai 28-33,k bisa dikirim pake sameday atau ekspedisi luar kota!
Mau pasang iklan gratis? Klik di sini