Asumsi 5.45

Share this post
Luck is not chance, it's toil
545byasumsi.substack.com

Luck is not chance, it's toil

Asumsi
May 19, 2020
Share this post
Luck is not chance, it's toil
545byasumsi.substack.com

The soul selects her own society, then shuts the door.

Dengar-dengar, rokok berkhasiat mencegah penularan COVID-19...

Apa benar?

Ah, itu kesimpulan dari mana? Coba cerita dulu.

Sebuah tim peneliti di Prancis berhipotesis bahwa zat dalam tembakau, kemungkinan nikotin, dapat mencegah virus SARS-CoV-2 menempel pada reseptor protein ACE2 di tubuh manusia. Nikotin juga diketahui bisa mengurangi reaksi berlebih sistem imun seperti pada kasus-kasus infeksi Corona terparah. Sekarang, tim itu menunggu izin otoritas Prancis untuk melakukan uji klinis menggunakan nicotine patch.

Kalaupun hipotesis itu kelak terbukti, nggak bisa, dong, ujug-ujug bilang rokok punya khasiat yang sama hanya karena juga mengandung nikotin!

Ada, kok, temuan lain yang spesifik membicarakan rokok. Sebuah riset asal Cina yang diterbitkan New England Journal of Medicine, misalnya, menunjukkan hanya 12,6% dari 1.000 orang yang terinfeksi COVID-19 di Cina merupakan perokok, padahal jumlah perokok di Cina mencapai sekitar 28% jumlah penduduk.

Sementara itu, di Prancis, dari 11.000 pasien COVID-19 yang dirawat di berbagai rumah sakit di Paris, hanya 8,5% yang merokok, padahal diperkirakan jumlah perokok mencapai 25,4% populasi.

Jadi ingat, belum lama ini ada kabar British American Tobacco (BAT) dan Phillip Morris International, dua perusahaan rokok raksasa, sedang mengembangkan vaksin dari tanaman tembakau atau sejenisnya.

Betul. Phillip Morris mengembangkan imunisasi berbasis partikel seperti virus yang dikembangkan dari satu spesies tanaman yang serumpun dengan tembakau, sementara BAT membuat vaksin ekperimental dari tembakau yang akan diteliti secara resmi pada akhir Juni mendatang.

Kembali ke topik, riset terhadap nikotin yang kamu sebutkan di atas belum bisa dianggap kabar baik untuk para perokok. Lagipula, ada jauh lebih banyak dampak negatif rokok yang terbukti dan diakui komunitas medis.

Iya, sih, dan sebetulnya para ahli kesehatan masih bersilang pendapat soal hipotesis tim di Prancis tersebut.

Pakar-pakar yang tidak sepakat mempertimbangkan beberapa hal, di antaranya ketidakakuratan data karena berbagai bias.

Pertama, selection bias. Sejumlah orang dalam sampel tidak tercatat sebagai perokok harian karena baru-baru ini memutuskan berhenti merokok. Mereka memperhatikan peringatan WHO soal kerawanan para perokok terhadap COVID-19.

Kedua, social desirability. Ada orang-orang yang enggan mengaku sebagai perokok karena ingin dinilai menjalankan pola hidup sehat oleh tenaga medis.

Selain itu, mungkin saja kan proses penghimpunan data tidak berjalan dengan baik karena rumah sakit yang diteliti sedang kewalahan menangani kasus COVID-19? Bisa jadi pula studi awalan dikebut karena kita memerlukan banyak kandidat vaksin sesegera mungkin.

Betul, dan setelah saya baca-baca lagi barusan, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data perokok tidak jelas, sebagaimana kejadian serupa terbukti sering terjadi.

Penelitian hanya menyatakan pasien "ditanyai" dan "data dikumpulkan dalam konteks perawatan" bukan yang dihimpun secara ekslusif untuk keperluan riset. Padahal, penting untuk mengetahui siapa yang mengajukan pertanyaan tentang status merokok, pertanyaan apa yang ditanyakan, kapan mereka ditanya, dan sistem pencatatan apa yang digunakan.
 

*MM Ridho

Video The Rap Up “Terserah” mengungkapkan kekecewaan terhadap penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia.

Bantu kami sebar kebaikan tiap pagi: bit.ly/545Asumsi
 

Surat 5.45

Terima kasih untuk penggagas dan para penulis 5.45. Kehadiran 5.45 membantu saya memilah dan mengolah berbagai informasi yang rancu dengan asupan prespektif yang segar, membuat otak saya lebih siap menghadapi hari.

*Kurniadi Ari Bowo

Halo, tim Asumsi. Saya senang dengan tulisan-tulisan yang ada di 5.45. Rekap beritanya detail tetapi ringan untuk dibaca. Selain itu, saya mengapresiasi bahwa tulisannya tidak terlalu banyak menggunakan bahasa Inggris. Kenapa? Buat saya, biar terlihat gaul itu tidak harus banyak menggunakan bahasa Inggris dan menomorduakan bahasa indonesia. Yang penting, bagaimana cara penyampaiannya bisa menyentuh kita-kita kaum muda ini. Maju terus 5.45, sehingga kita-kita bisa terus mendapatkan informasi yang berkualitas. Salam untuk semua penulisnya.

*Y. Banu

Saya bukan fan drakor, tapi karena 5.45 edisi "Cinta Melulu," malah jadi pengin nonton TWTM. Apakah hype selama ini karena TWTM drama banget atau memang sedalam tulisan kemarin? Baru kali ini kayaknya baca ulasan drakor kayaknya dalam banget.

*Choro

Bagi kami pendapatmu penting. Sampaikan ke bit.ly/surat545

Kalau kamu punya informasi penting tentang kesalahan penanganan wabah COVID-19 di tingkat pengambil kebijakan dan ingin menjadi whistleblower, kirimkan pesanmu ke redaksi@asumsi.co. Kami bisa menjaga kerahasiaan identitasmu.

Iklan Baris

Icik Bookstore. Yogyakarta. Toko buku online. Produk baru dan original dengan harga bersahabat. Buka setiap hari mulai pukul 09.00 s.d. 21.00 WIB. DM untuk pemesanan. Salam literasi.

Kombubeub. Tangerang Selatan. Handcrafted kombucha dengan racikan teh dan rempah Nusantara.

Kopi Dua Empat. Tangerang Selatan. Mau kirim hampers ke orang terdekat tapi ragu buat keluar rumah? biar Kopi Dua Empat aja yang bikinin! Ayo pesan dan pastikan keluarga, sahabat, dan kolegamu merasakan kebahagiaan lebaran walau lagi #DiRumahAja

Mau pasang iklan gratis? Klik di sini

Share this post
Luck is not chance, it's toil
545byasumsi.substack.com
TopNew

No posts

Ready for more?

© 2022 Asumsi
Privacy ∙ Terms ∙ Collection notice
Publish on Substack Get the app
Substack is the home for great writing