Asumsi 5.45

Share this post
Hidup dan kiamat bersatu padu
545byasumsi.substack.com

Hidup dan kiamat bersatu padu

Asumsi
Apr 7, 2020
Share this post
Hidup dan kiamat bersatu padu
545byasumsi.substack.com

Some days are worse than others, even if we can’t believe in them.

Hewan peliharaan bisa terjangkit COVID-19

Tapi ini bukan alasan untuk menelantarkan teman berbulumu

Eh, tahu nggak, selain menginfeksi manusia, rupanya virus Corona dapat menginfeksi makhluk hidup lainnya.

Masa, sih? 

Dua hari lalu, seekor harimau di New York, Amerika Serikat, dikabarkan positif COVID-19 setelah tertular oleh salah satu pegawai yang mengurusnya di kebun binatang. Sebelumnya, seekor kucing di Belgia dikabarkan tertular COVID-19 dari pemiliknya yang telah sakit selama seminggu. Ada pula dua ekor anjing di Hong Kong, di mana salah satunya meninggal dunia 

Memangnya, tahu dari mana kalau mereka beneran terinfeksi COVID-19?

Kucing pertama di dunia yang diketahui positif itu mengalami gejala-gejala COVID-19: diare, muntah-muntah, dan masalah pernapasan. Sampel muntah dan fesesnya dikirimkan ke laboratorium di Faculty of Veterinary Medicine of Liege, dan sampel tersebut mengandung SARS-CoV-2 dalam jumlah besar. Syukurnya, kucing tersebut sembuh setelah 9 hari.

Kalau anjing di Hong Kong, sebab kematiannya tidak diketahui pasti karena sang pemilik tidak mengizinkan melakukan autopsi, sementara yang lainnya sakit tanpa menunjukkan gejala.

[Aww srem bgt] Aku pelihara 3 kucing di rumah, gimana dong?

Tenang, belum ada penelitian atau bukti yang menunjukkan penularan dari hewan peliharaan ke manusia. Pada wabah SARS dahulu, sejumlah kecil kucing dan anjing juga diketahui tertular virus Corona dari manusia, tapi virus tak memberikan dampak berbahaya kepada hewan peliharaan dan tidak menular ke manusia

Menurut The Society for the Prevention of Cruelty to Animals (SPCA), hewan yang tertular COVID-19 tak berarti jadi “infectious”. Hal yang sama juga disebutkan oleh virolog dan juru bicara virus Corona di Belgium, Van Gucht, kepada livescience.com. “Menurut kami kucing adalah korban dari epidemi ini, dan tak punya peran signifikan dalam penyebaran virus,” kata Van Gucht.

Syukur, deh, kalau gitu. Soalnya aku pernah lihat berita juga soal hewan-hewan yang dibuang, dibiarkan kelaparan, bahkan sampai di basmi. Itu nggak cuma terjadi di Cina, tapi juga di Israel, Turki, dan India.

Sejumlah lembaga atau organisasi advokasi hewan memang khawatir terjadi penelantaran hewan-hewan peliharaan karena sang pemilik takut tertular. Hal ini telah terjadi, bahkan sebelum diketahui bahwa virus dapat menular ke kucing dan anjing. Kabar bahwa virus berasal dari hewan (kelelawar atau trenggiling) telah membuat banyak hewan peliharaan di Cina dibuang oleh pemilik mereka. Anjing-anjing liar pun ditangkap dan dibasmi.

Ada pula pemilik hewan peliharaan yang terpisah dari hewannya karena kebijakan lockdown, atau kehilangan pendapatan dan tak mampu membeli makanan untuk mereka. “Sepertinya orang tidak ingin ada hewan di sekitar mereka. Keluarga saya baru saja menyelamatkan lima anak kucing yang ditemukan di dalam karung goni yang dibuang ke tempat sampah,” kata seorang aktivis hewan, dikutip dari qz.com.

Kasihaan… Bagaimana dengan transmisi dari binatang ke binatang? Apa kucingku bisa membahayakan kucing lain?

Hmm… ada sebuah studi asal Cina yang menemukan bahwa kucing bisa jadi rentan tertular virus kemudian menularkannya ke kucing lain. Eksperimen ini melibatkan 18 kucing, dengan 6 di antaranya telah diinfeksi virus Corona dan sisanya digunakan sebagai uji transmisi.

Virus tersebut diinjeksi ke kucing lewat hidung. Setelah tiga sampai lima hari, RNA virus terdeteksi di feses. Virus juga terdeteksi di organ mereka, termasuk di nasal turbinates (rongga hidung), soft palates (langit-langit mulut), amandel, dan trakea. Kucing-kucing yang diletakkan di kandang terpisah disebutkan ikut tertular, dan diindikasikan transmisi terjadi melalui tetesan cairan saluran pernapasan—bukan karena kontak langsung—seperti yang juga terjadi pada manusia.

Eksperimen ini juga dilakukan kepada hewan ternak (ayam, bebek, dan babi), anjing, dan musang. Hasilnya, musang ditemukan mudah tertular virus seperti kucing. Sementara itu, hewan-hewan ternak dan anjing lebih resistan. Walaupun anjing yang diinjeksi virus jadi positif mengandung RNA virus, tetapi organ-organnya bersih dari virus. Hal yang sama juga terjadi di hewan-hewan ternak.

Apa, sih, yang bikin mereka bisa tertular COVID-19 juga?

Menurut Van Gucht, kucing punya protein ACE2 yang serupa dengan yang ada di tubuh manusia. Protein ini pula yang jadi tempat virus SARS-CoV-2 melekatkan diri. “Protein ACE2 kucing menyerupai ACE2 manusia, yang kemungkinan besar adalah reseptor bagi SARS-CoV-2,” kata Van Gucht.

Sementara itu, Idexx Laboratories melakukan eksperimen dengan sampel yang lebih banyak, yaitu 3.500 kucing dan anjing dari Korea Selatan dan Amerika Serikat. Berdasarkan hasil eksperimen, diketahui bahwa tak ada hewan yang positif COVID-19. Penelitian juga menekankan bahwa penularan utama COVID-19 terjadi antara manusia.

Berarti aku nggak harus khawatir dengan keberadaan kucing-kucing di rumahku, dong, ya?

Orang-orang tidak perlu panik mendengar penemuan ini. “Perlu diingat bahwa kucing bukanlah penyebar virus. Pemicu utamanya adalah transmisi antar manusia, jadi tak perlu panik mengkhawatirkan kucing dapat jadi sumber utama virus. Namun, jika kamu terinfeksi COVID-19 dan punya hewan peliharaan, kamu perlu membatasi interaksi dengan teman berbulumu hingga kondisimu membaik,” kata Virolog Jonathan Ball dikutip dari The Guardian.

Daripada menaruh curiga dan parno sama hewan peliharaan, para ahli malah menyarankan tindakan-tindakan preventif bagi orang-orang yang sedang sakit agar tidak menulari hewan-hewan tersebut, antara lain:

Menutup mulut dan hidung ketika bersin, bisa dengan tissue atau sikumu;
Langsung membuang tissue ke tempat sampah;
Mencuci tangan setelah bersin, dan sering-sering membersihkan tangan dengan sabun atau sanitizer;
Jaga jarak dengan orang-orang yang batuk dan bersin, setidaknya satu meter.

WHO juga menyarankan agar orang-orang, “mencuci tangan dengan air dan sabun setelah berkontak dengan hewan peliharaan” untuk mencegah diri tertular dari “berbagai bakteri lain yang dapat menular antar hewan peliharaan dan manusia, seperti E.coli dan Salmonella.”

*Permata Adinda

Semoga lekas ada kejelasan dan perlindungan bagi warga yang khawatir

Bantu kami sebar kebaikan tiap pagi: bit.ly/545Asumsi

11 pertanyaan etis tentang pandemi COVID-19

Nomor 12 bikin kamu pengin belajar kame hame

Pandemi bukan hanya ujian bagi kesehatan, tetapi juga moralitas. Kita tahu tempat-tempat berkumpul--mal, restoran, sekolah--ditutup. Kita dianjurkan untuk tetap berada di rumah. Namun, kadang kita tergoda juga untuk membangkang sambil berdalih, “Ah, nongkrong sekali saja, tidak akan menyakiti siapa pun.”

Bahkan ketika kita berusaha untuk melakukannya dengan banyak pertimbangan, ada pertentangan batin yang muncul: Apakah perbuatan saya melanggar etika? Apakah saya sampah masyarakat?

Direktur Divisi Etika Medis di Grossman School of Medicine di New York University, Arthur Caplan, menjawab 11 pertanyaan etis terkait pandemi yang diajukan Time. Kami menyadurnya, agar ringkas dan sesuai dengan konteks Indonesia, di bawah ini.

Saya masih muda, sehat, dan kota yang saya tinggali belum sepenuhnya ditutup. Haruskah saya tetap di rumah dan menerapkan social distancing atau malah keluar untuk mendukung bisnis-bisnis lokal seperti restoran dan kafe dengan memberikan tip?

Kamu harus tetap di rumah. Jika ingin makanan dari restoran atau kafe, pesan dan berikan tip. Jangan nongkrong di tempat-tempat umum. Ingat, bahkan jika kamu masih muda dan sehat, kamu masih berisiko menjadi pembawa penyakit yang dapat menginfeksi orang lain. Untuk ke restoran atau kafe, misalnya, naik ojol atau transportasi publik bisa membuatmu terkena virus. Pikirkan keberadaan orang-orang rentan di rumahmu. Bisnis-bisnis lokal pasti lebih kuat menahan keadaan ini selama dua atau tiga minggu dibandingkan orang-orang rentan ketika dihadapkan dengan virus.

Tapi bukankah memesan makanan juga tidak etis? Kan, saya dapat menyebabkan kurir terpapar virus juga?

Saya pikir kamu masih boleh memesan; suruh orang yang mengantar meninggalkan makanan di depan pintu dan pergi. Lagipula, perusahaan-perusahaan ojol sudah menerapkan protokol itu sekarang. Jangan bertransaksi menggunakan uang tunai untuk menghindari kontak fisik. Pakailah opsi uang elektronik, kamu bisa pilih salah satu dari sekian banyak dompet elektronik yang tersedia.

Jika saya punya anak, bolehkah saya membawa mereka berjalan-jalan ke luar rumah?

Boleh saja, tapi tetap perhatikan social distancing. Biarkan mereka bermain, tetapi jauhkan dari anak-anak lain. Hati-hati dengan anakmu sendiri atau orang lain yang bersin atau batuk. Dan jika kamu memiliki anak yang sangat kecil, perhatikan benda yang mereka masukkan ke mulut. Mereka bisa membawa atau menyebarkan virus melalui mainan di taman bermain.

Misalkan saya orangtua dan harus bekerja dari rumah. Apakah saya dapat menggunakan jasa pengasuh untuk mengawasi anak-anak supaya saya dapat menyelesaikan pekerjaan saya?

Sejujurnya saya tidak berpikir ada pengasuh yang mau keluar rumah. Sekalipun mereka mau, ingatlah bahwa mereka mungkin bisa terinfeksi dalam perjalanan. Lain soal kalau sejak awal ia sudah tinggal di rumahmu, atau ia tetanggamu dan kamu yakin selama pandemi ia berdiam diri di rumah dan tidak terpapar. Tapi itu bukan situasi yang umum.

Boleh berhubungan seks dengan pasangan?

Tidak. Kecuali jika kamu dan pasanganmu sudah dinyatakan aman secara medis dengan melakukan tes. Begitu pula dengan ciuman. Saya pikir terlalu berisiko, salah satu di antara kalian mungkin saja terinfeksi. Kadang orang-orang tua juga masih aktif berhubungan seks, maka penting untuk menjelaskan risiko ini kepada mereka. Mereka lebih rentan.

Itu jawaban secara etis atau medis? 

Berhubungan seks adalah pilihan, dan itu lebih dari sekadar perkara medis. Kamu perlu memutuskan secara etis jika kamu ingin menempatkan pasanganmu dalam risiko hanya demi memuaskan diri sendiri. Seberapa keras kamu mengajak pasanganmu bercinta? Bagaimana jika kamu baru saja bertemu dan belum benar-benar saling mengenal? Bagaimana jika agama mengizinkan tapi dokter mengatakan tidak?

Apakah etis mengunjungi kerabat yang sakit (selain COVID-19)?

Saya pikir, ini tergantung konteksnya. Kamu tidak perlu mengunjungi keponakanmu yang berusia 23 tahun jika dia sakit. Kamu dapat menghubunginya melalui video call, aplikasi perpesanan, atau pesan singkat. Namun, saya pikir, tak masalah mengunjungi kerabat yang sakit jika ia perlu dibantu untuk makan dan beraktivitas, terutama jika kondisinya tidak memungkinkan untuk beraktivitas secara mandiri. Ada juga risiko jatuh jika orang sakit dibiarkan sendiri. Tetapi kamu perlu mempertimbangkan bagaimana caramu untuk sampai di sana. Sebisa mungkin, gunakan kendaraan pribadi agar terhindar dari resiko terpapar orang lain di perjalanan. [Catatan: Jika kerabatmu yang sedang sakit memiliki masalah imun, kamu harus memeriksakan diri ke dokter sebelum berkunjung.]

Satu lagi pertanyaan sebagai orangtua: jika tempat-tempat penitipan anak tetap buka, apakah boleh menitipkan anak?

Tempat penitipan anak tutup semua, dan memang semestinya begitu. Jika ada pusat penitipan anak yang tetap buka, saya lebih mengkhawatirkan anak-anak membawa sesuatu ke rumah dan akan menginfeksi kamu atau orang lain di rumah. Sekali lagi, dalam masa karantina, bisnis apa pun tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.

Bisakah saya ke apotek jika perlu?

Jika harus mengambil obat, tentu saja kamu harus ke apotek, tetapi banyak apotek sudah menerapkan transaksi online dan mengirim pesanan ke rumah. Ada beberapa pilihan seperti GoApotik, Klik Apotek, K24, Kalbe Store, Klinik Alfa Medika. Kamu tinggal memilih. Jika terpaksa ke apotek, cobalah untuk membuat daftar belanjaan dan membeli untuk jangka waktu yang cukup panjang.

Apakah etis menemui dokter untuk masalah yang tidak mendesak?

Tidak. Hubungi saja doktermu dari rumah. Atau kamu bisa memanfaatkan layanan dokter online seperti HaloDoc. Saya pikir dengan adanya pandemi ini, akan ada lebih banyak telemedicine di masa depan. Jika ada janji yang harus dilakukan secara langsung tetapi tidak mendesak—seperti pemeriksaan tahunan atau tindak lanjut enam bulan untuk mengganti atau mencabut pen di tulangmu—lebih baik untuk menundanya sementara.

Bolehkah mengadukan rekan kerja yang menunjukkan gejala-gejala COVID-19 ke pasangannya atau ke atasan?

Orang-orang yang tampak sakit sebaiknya mengurus diri sendiri. Saya menyarankan untuk berbicara dengan mereka secara langsung sebelum berbicara dengan pihak ketiga seperti pasangannya atau atasan kalian. Saya biasanya cuek kepada orang yang tidak peduli terhadap gejala-gejala penyakit mereka. Tapi, dalam hal ini saya pikir tidak apa-apa untuk sedikit bawel.

*MM Ridho

Surat 5.45

Hai, cuma mau mengapresiasi redaksi 5.45, khususnya MM Ridho. Tulisan dia selalu sukses menyentuh hati saya, entah kenapa. Tulisan dia tentang "bertahan" hampir membuat saya menitikkan air mata. Saya suka sekali dia ngambil angle dari arti kata bertahan, simpel tapi tetep ngena. Makasih Asumsi udah bantu saya bertahan di tengah kebosanan yang menjadi-jadi ini. This, too, shall pass. Ayo bertahan bersama :)

*Linna A

Sebaris tulisan notifikasi memberi secercah kepuasan tatkala sudah seminggu ini dibuat penasaran tentang kejelasan kasus mendunia ini. Tulisan yang singkat tapi padat isi, saya rasa itu yg membuat Asumsi wajib bagi para pembaca dengan kesibukan tinggi dan butuh informasi. Singkat tapi mengena. Terima kasih, Asumsi, salah satu tempat referensi berita favorit saya.

*dr. Ahmad Sabiq

Bagi kami pendapatmu penting. Sampaikan ke bit.ly/surat545

Kalau kamu punya informasi penting tentang kesalahan penanganan wabah COVID-19 di tingkat pengambil kebijakan dan ingin menjadi whistleblower, kirimkan pesanmu ke redaksi@asumsi.co. Kami bisa menjaga kerahasiaan identitasmu.

Iklan Baris

Otaco. Sleman, Yogyakarta. Simple, casual, easy going, low budget! Ingin terlihat keren tanpa harus keluar budget banyak? Dengan kualitas yang oke. Kalian bisa dapetin kemeja flannel, aloha, retro. Celana basic chinos dan kanvas jaket hanya di toko kami.

Kopisme. Indonesia. Kopi yang diformulasikan untuk kadar kafein tertinggi.

Sejamu.id. Indonesia. Yuk jaga diri kamu dengan minum jamu✨

Mau pasang iklan gratis? Klik di sini

Share this post
Hidup dan kiamat bersatu padu
545byasumsi.substack.com
TopNew

No posts

Ready for more?

© 2022 Asumsi
Privacy ∙ Terms ∙ Collection notice
Publish on Substack Get the app
Substack is the home for great writing