Tak boleh keluar rumah? Banyak yang bisa dikerjakan
Inilah saatnya kita disko di rumah.

Telat dua bulan
"Apa yang tersisa?" tanya Herawati Sudoyo.
Selama ini pengetesan sampel para pasien yang diduga terinfeksi COVID-19 hanya dapat dilakukan di Litbangkes Kementerian Kesehatan RI. Namun, mulai hari ini, Senin (16/3), Universitas Airlangga, Surabaya, dan Lembaga Eijkman, Jakarta Pusat, juga menangani keperluan yang sama.
Ini jelas perkembangan baik, yang memperlekas penanganan wabah sekaligus mengurangi kelebihan beban pemeriksaan di Kemenkes. Tapi apa cukup?
Berikut wawancara Asumsi dengan Deputi Direktur Lembaga Biologi Molekul Eijkman, Herawati Sudoyo.
Bagaimana koordinasi antara Lembaga Eijkman dan pemerintah dalam melakukan tes COVID-19?
Presiden sudah mengumumkan bahwa mulai hari Senin, lembaga Eijkman bisa melakukan tes untuk Corona. Maka, koordinasinya diharapkan akan jadi lebih sederhana. Rumah sakit maupun layanan kesehatan yang memegang atau merawat pasien-pasien [terduga positif virus Corona] dapat mengirimkan spesimen langsung ke lembaga Eijkman. Jadi prosesnya lebih cepat.
Apakah lembaga Eijkman bisa mengumumkan hasilnya langsung ke publik?
Eijkman tidak akan mengumumkan hasil. Bagaimanapun, alur pengumuman dan koordinasi itu dipegang oleh Kementerian Kesehatan. Kalau nggak, nanti terjadi simpang siur.
Rumah sakit rujukan akan memberikan spesimen ke Eijkman. Bagaimana proses uji yang terjadi di laboratorium Eijkman?
Di laboratorium, spesimen yang datang akan diekstraksi untuk mendapatkan DNA dan RNA-nya. Ekstrasi dilakukan di fasilitas bernama Biosafety Laboratory Level 3. Kenapa di situ? Karena SARS-CoV-2 adalah virus baru yang sampai sekarang karakternya masih dipelajari oleh para peneliti. Lebih baik menganggap bahwa virus ini sangat berbahaya daripada kita lalai. Jadi, tidak semua orang bisa masuk ke dalam laboratorium. Tekanan udaranya juga dipertahankan supaya virus tidak bisa keluar.
Setelah selesai, RNA yang telah didapatkan dites di fasilitas yang bernama Biosafety Laboratory Level 2 yang tingkat keamanannya lebih rendah. Kami punya tiga alat tes yang masing-masing dapat memeriksa 80 sampel. Jadi, seandainya ada pandemi dan jumlah spesimen banyak sekali, kami dapat memproses 240 sampel sekaligus dalam waktu tiga setengah jam.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan uji 240 sampel tersebut?
Ditambah dengan proses ekstraksi, total waktu yang diperlukan adalah sekitar 8 jam.
Apakah Eijkman akan memproses sampel yang didapatkan dari rumah sakit rujukan di DKI Jakarta saja atau dari seluruh Indonesia?
Sebenarnya bisa dari seluruh Indonesia. Tapi fase paling penting sebenarnya ada di awal, yaitu proses pengambilan sampel dari tubuh pasien dan proses transportasinya. Tidak sembarang orang mampu mengambil, menyimpan, maupun mengirim sampel dalam keadaan optimal, dan ini berperan penting dalam keberhasilan tes.
Korea Selatan mampu melakukan ratusan ribu tes dalam waktu singkat. Apakah Indonesia perlu mencontohnya?
Kita memang belum memiliki teknologi seperti di Korea Selatan. Mereka melakukan rapid test dan screening dalam jumlah banyak. Negara kita sebenarnya sudah melakukan antisipasi, tapi tahap penapisan pun belum dilakukan dengan baik.
Kita harus melakukan pemeriksaan dengan lebih efisien. Kalau kita sudah tahu ada yang positif atau menjadi suspect, mesti dicari betul siapa saja yang berkontak dengan mereka. Dan ini akan menyebabkan jumlah tes yang perlu dilakukan jadi besar sekali.
Apalagi kemarin-kemarin belum ada imbauan untuk jangan pergi ke tempat umum atau berkumpul dengan orang banyak, jadi kita masih berjalan kemana-mana.
Kenyataannya, kita tidak diberi tahu riwayat perjalanan orang-orang yang telah dinyatakan positif COVID-19. Apa yang mestinya kita lakukan?
Iya, itulah yang terjadi. Menurut saya, tes seharusnya tersedia buat semua orang yang ingin memeriksakan diri.
Siapa saja yang perlu memeriksakan diri?
Tentunya yang memiliki gejala-gejala penyakit tersebut, seperti panas, batuk, pilek, dan yang dalam pemeriksaan x-ray atau rontgen terlihat ada kelainan. Itu jelas harus dites.
Begitu dinyatakan positif, sudah harus dicari semua kontak-kontaknya, termasuk siapa yang memegang pasien itu, siapa yang memasangkan respirator (mesin pembantu pernapasan) kepadanya. Orang-orang tersebut yang paling peka terkena infeksi.
Untuk tracking persebaran infeksi, apakah Eijkman juga ikut bekerja sama dengan pemerintah?
Kemarin-kemarin, kami belum dilibatkan. Kalau sekarang bagaimana? Apakah sampai melakukan tracking? Sejauh ini belum, masih dilakukan oleh dinas kesehatan. Tapi saya nggak tahu beban kerja dari dinas kesehatan itu, karena kalau mereka overload kasihan juga. Kalau melihat fungsi lembaga Eijkman, mestinya kami nggak terlibat dalam tracking. Bukan tugas kami untuk ke lapangan, karena kami memproses sampel hasil tracking tersebut di laboratorium. Itu tugas para epidemilogis.
Tapi kita sebenarnya harus melihat pentingnya kolaborasi antar lembaga dan antar kementerian untuk mampu melakukan tracking secara optimal. Kalau di Singapura, kepolisian sudah ikut serta untuk melakukan tracking.
Bagaimana persiapan lembaga Eijkman jika terjadi lonjakan jumlah spesimen, seperti yang telah terjadi di negara-negara lain?
Seperti yang saya katakan tadi, Eijkman memiliki tiga mesin yang totalnya dapat menguji 240 sampel. Kalau lonjakan terjadi, dan semua harus dilakukan secara cepat, masing-masing mesin dapat memproses 2 kali sampel yang totalnya menjadi 480.
Tapi masalahnya nanti akan ada bottleneck di tahap ekstraksi. Dalam sehari, tahap ekstraksi hanya dapat memproses 200 sampel karena dilakukan di laboratorium khusus untuk patogen berbahaya yang pengawasannya lebih ketat, sehingga tak bisa sembarang orang boleh berada di dalam laboratorium.
Apa yang bisa dipelajari dari tren lonjakan penyebaran COVID-19 yang terjadi di negara-negara lain dan membuat sistem layanan kesehatan mereka kelabakan?
Kita harusnya belajar. Kita sudah terlambat selama dua bulan. Apa yang tersisa? Perlu kerja sama antar lembaga yang kuat. Kita juga harus membangun ruang-ruang isolasi lebih. Saya kira semua rumah sakit sedang kejar-kejaran waktu.
Para ilmuwan menganjurkan untuk memperlambat jumlah penyebaran infeksi atau flattening the curve. Salah satu caranya adalah dengan melakukan social distancing. Tapi apakah cara ini terbilang efektif? Mengingat banyak juga lini kerja atau aktivitas yang tidak bisa dilakukan tanpa keluar rumah?
Saya pikir social distancing itu bagus. Tapi kan kita nggak memang bisa memukul rata semuanya. Buat mereka yang harus ada di tempat kerjanya, mungkin alternatifnya adalah menurunkan flow produksi untuk mencegah banyaknya penyebaran infeksi tadi.
Nggak ada cara lain, karena virus ini sebenarnya sangat menular. Walaupun persentase kematiannya relatif tidak terlalu banyak, tapi semua orang bisa membawa virus dan menjadi sumber penularan. Makanya ini harus dikontrol.
Seseorang bisa tanpa sadar telah menjadi pembawa virus, kemudian menularkan ke orang lain. Itu jauh lebih mengkhawatirkan.
*Permata Adinda

Ikuti kabar terbaru wabah COVID-19 dari seluruh dunia di sini
Bantu kami sebar kebaikan tiap pagi: bit.ly/545Asumsi
Kiat sukses isolasi diri
Make kindness great again
Saudara-saudaraku dalam isolasi,
Kesempatan kita untuk bergaul, bahkan dengan orang-orang terdekat, kini jadi amat terbatas. Untuk sementara tak ada kantor, sekolah, taman, panti pijat, dan restoran Korea. Meminjam kata-kata Chairil Anwar, "Kita terapit." Kalaupun bisa bergerak, tak lebih dari "mengisar setapak."
Ini memang bukan situasi terbaik, tapi percayalah, dunia belum berakhir.
Menurut Julii Brainard dan Paul Hunter, pakar ketahanan terhadap penyakit menular di World Health Organization (WHO), kehidupanmu tak harus berhenti seratus persen. Pergerakan dan interaksi dengan orang lain memang harus dibatasi, tetapi semua tertanggungkan bila kita tahu siasat yang tepat.
Semisal kamu tinggal bersama orang lain, pakailah masker saat berinteraksi. Sejauh ini, orang yang tidak disuruh mengisolir diri diperbolehkan untuk keluar rumah dan menjalani hidup seperti biasa, walaupun kawan serumah mereka sedang dalam pantauan. Jadi, tenang saja.
Namun, minta tolonglah kepada orang lain untuk kegiatan yang membutuhkan interaksi langsung. Kalau kamu punya hewan peliharaan seperti anjing, minta orang lain untuk mengajak anjing tersebut jalan-jalan, lalu wajibkan orang itu mencuci tangan. Kalau kamu dapat kiriman makanan dari ojek daring atau belanjaan, minta tukang ojek tersebut taruh makanannya di teras saja. Jangan keluar rumah lalu ambil langsung dari dia. Kalau kamu punya anak, adik, atau keponakan yang harus diantar-jemput ke sekolah, sebisa mungkin minta bantuan orang lain.
Catatan penting: tak semua orang punya akses terhadap bantuan semacam ini. Semisal kamu sehat-sehat saja, tanyakan tetanggamu yang orang tua tunggal, lansia, atau penyandang disabilitas. Apakah mereka menunjukkan gejala flu dan perlu mengisolir diri? Bila iya, apakah mereka perlu bantuan kamu untuk membelikan belanjaan dari tukang sayur, mengajak anjingnya jalan-jalan, mengantar anaknya ke bimbel, atau lain sebagainya? Bila kamu berkenan, tindakan baik kecil semacam ini saja bisa berpengaruh luar biasa untuk hidup orang lain, lho.
Terpenting, empat belas hari terisolir bukan perkara gampang. Untuk orang seperti saya, seharian tidak ngapa-ngapain di kamar kos saja sudah cukup bikin resah. Lakukan langkah apa pun yang menurutmu baik untuk menjaga kesehatan mental. Meditasi, berdoa, sembahyang, tumpuk buku-buku favorit di sebelah kasur, bikin playlist menghadapi wabah, perpanjang langganan Netflix kamu.
Selain itu, senjata paling ampuh untuk menghajar COVID-19 adalah imunitas tubuh. Serius, soalnya belum ada vaksin yang ditemukan sampai sekarang. Penyakit ini beneran bisa reda apabila ketahanan tubuh kita baik. Maka jaga pola makan yang sehat, olahraga secukupnya, dan tenang. Jangan panik. Panik dan tekanan mental akan membuatmu stres, dan stres akan membuat imunitasmu turun. Tidak bagus, kan?
Terakhir, pergunakan teknologi untuk mempercerah hidupmu. Pastikan kamu memiliki paket data yang melimpah. Koleksi segudang meme kesukaan dan sebarkan ke kawan-kawanmu. Tonton video dokumenter yang sudah kamu bookmark sejak zaman Gerard Way masih kurus. Telepon temanmu, suntikkan dirimu dengan kebahagiaan. Telepon pacarmu, gebetanmu, mantanmu, kalau perlu secara bersamaan pakai video conference call. Toh, isolasi diri berarti terisolir secara fisik. Bukan berarti kamu dikucilkan secara batin dan sosial.
Sekali lagi: dunia belum berakhir. Kita cuma sedang mengarungi satu lagi plot twist mendebarkan dalam tahun yang penuh perjuangan ini. Maka tutup pintu rapat-rapat, mainkan musik keras-keras, dan berdansalah dengan riang. Seperti kata The Safari, inilah saatnya kita disko di rumah.
*Raka Ibrahim
Surat 5.45
5.45 daily newsletter seperti angin segar untuk inbox emailku di tengah penantian email-email panggilan interview kerja. Terima kasih banyak tim 5.45 sehat sentosa untuk kalian
*Poppy
Terima kasih sudah menyajikan tulisan yang begitu aktual dan berkualitas. Bahan bacaan yang sangat asik untuk memulai hari. Semoga hari-hari para penulisnya selalu cerah dan penuh pencerahan. Hehe.
*Harumi Paramaiswari
Kalau biasanya pagi-pagi saya paling anti buka email, sejak langganan 5.45, buru-buru buka email jadi kebiasaan manis hampir setiap harinya. Terima kasih ya sudah menyajikan "sarapan" paling legit buat anak kosan seperti saya. Sehat selalu punggawa 5.45!
*Arintya
===
Terima kasih kembali, Poppy, Harumi, Arintya, dan pembaca-pembaca lain 5.45.
Kalau kalian cukup beruntung untuk membaca email ini sambil sarapan enak dan tidak perlu bepergian demi menyambung hidup, mohon sisihkan uang lebih untuk orang-orang yang mau nggak mau harus tetap mencari nafkah; ojek online atau penjaja makanan keliling, misalnya. Hidup mereka pasti terasa lebih berat saat ini.
Semoga kalian selalu dianugerahi kesehatan!
*MM Ridho
Bagi kami, pendapatmu penting. Sampaikan ke bit.ly/surat545
IKLAN BARIS
Sate Gepuk Bang Opik. Cilandak, Jakarta Selatan. Alkisah di sebuah kota kecil di pantai utara pulau Jawa, terciptalah kenikmatan yang membuat khilaf sesiapa yang memakannya. Daging yang digiling halus, aroma & cita rasa rempah yang kuat, ditambah gurihnya saus kacang. Coba saja kalau ga percaya.
Alza Interactive. Online. Beberapa apps untuk membantu belajar matematika, utamanya untuk anak usia SD SMP
Jakarta Visa Consultant. Jakarta. Konsultan Visa yang melayani pembuatan visa ke UK, Schengen, Australia, New Zealand dan Canada dan juga negara lain.
Bluesummer Wedding. Magelang, Jawa Tengah. We believe that every moment at the wedding is worth to capture. We had many memorable sessions with brides and grooms. Make us be the part of your joyful wedding at +6285729420099.
Mau pasang iklan gratis? Klik di sini