Try to find myself in the shadow of skyscrappers
I'll burn like a roman candle for a minuscule duration.
Ecstatic immolation; incorrigible delight.

Paceklik Pariwisata?
Berikan 72 M kepada influencer saja~
Penyebaran virus corona menyebabkan dampak yang signifikan pada perekonomian Indonesia, khususnya sektor pariwisata. Usai Rapat Terbatas, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan rencana Presiden Jokowi untuk menggenjotnya dengan memberi anggaran dengan jumlah total Rp298 miliar.
Jika dirincikan, dana itu terdiri dari Rp103 miliar untuk promosi, Rp25 miliar untuk kegiatan wisata, Rp98,5 miliar untuk maskapai dan agen perjalanan, serta Rp72 miliar untuk influencer.
Merespon hal itu, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera meminta pemerintah untuk transparan dalam menggunakan dana tersebut untuk membayar influencer.
Dilansir dari Merdeka, Mardani mengatakan, “perlu jelas dan transparan pengunaan dana Rp72 M itu.” Ia juga melanjutkan, “harus jelas alat ukur keberhasilannya. Destinasi apa yang diprioritaskan,” katanya.
Dapat dipahami bahwa rencana Jokowi memberi anggaran kepada influencer merupakan upayanya dalam menggaet kalangan milenial secara lebih luas. Dalam Cultural Perspectives on Millenials (2017), Arthur Asa Berger menjelaskan 76% dari generasi milenial mengatakan liburan mereka dipengaruhi oleh rekomendasi teman, media sosial, dan definisi teman sebaya yang jauh lebih luas seperti pengulas, blogger, dan forum.
Judul clickbait seperti "15 Tempat yang Harus Dilihat sebelum Anda Mati" atau video YouTube yang dibagikan dapat membuat reaksi berantai bagi mereka yang berencana melakukan liburan. Namun, di sisi lain, kalangan milenial juga mengutamakan otentisitas. Ia akan mempertimbangkan banyak hal seperti seberapa banyak teman di lingkungannya yang sudah menghampiri tempat tersebut dan keamanan.
Sebagai milenial generasi akhir, saya menyetujui hal tersebut. Ketimbang menghampiri destinasi wisata yang direkomendasikan influencer, saya lebih memilih mencari hal-hal yang memiliki suatu kebaruan — daripada harus berdesakan dengan wisatawan lainnya.
Daripada memusingkan hal tersebut, saya lebih tertarik untuk mengkonversikan dana sebesar Rp72 miliar yang dianggarkan Jokowi untuk influencer tersebut terhadap hal-hal yang relevan bagi saya. Berikut ini adalah hal-hal yang bisa kita dapat dari uang dengan jumlah tersebut.
Makan di Warteg
Dana tersebut dapat membiayai 4.800.000 porsi makanan di warteg atau menjamin saya tidak kelaparan selama 4.383 tahun lamanya. Bayangkan, berapa ratus keturunan bisa saya hidupi tanpa perlu khawatir mereka kelaparan.
Indomie Goreng
Jelas, milenial menggemari Indomie Goreng. Dengan Rp72 M, pemerintah dapat menyenangkan hati para penggemar mie instan dengan membagikan 757.894 dus Indomie Goreng.
Mengelilingi Kota dengan Transjakarta
Sejauh ini, industri pariwisata menyumbang 8% emisi gas karbon bagi planet bumi. Tentu ini tidak baik bagi masa depan kita dan kondisi iklim dunia. Oleh karena itu, saya pikir lebih baik menggunakannya untuk berkeliling kota dengan transportasi umum saja. Bayangkan, setidaknya pemerintah dapat mensubsidikan 20.571.428 kali perjalanan dengan Transjakarta sekaligus berkontribusi terhadap iklim global.
iPhone 11 Pro Max
Dalam buku yang sama, Cultural Perspectives on Millenials, Arthur Asa Berger menjelaskan bahwa kalangan milenial menyukai merk ternama. Merk ternama yang memuncaki peringkat yang dihasrati milenial tersebut adalah Apple. Untuk menggaet milenial berwisata, bagaimana kalau pak Jokowi menggunakan anggaran Rp 72M untuk memberikan 3.600 unit iPhone 11 Pro Max untuk masyarakat saja?
• MM Ridho

Bantu kami sebar kebaikan tiap pagi: bit.ly/545Asumsi
Perpecahan pada Kunjungan Persahabatan
Masalahnya pelik, lebih pelik dari lirik lagu Peri Cintaku-nya Marcell
Puluhan orang tewas, ratusan lainnya luka-luka dan satu masjid terbakar. Masyarakat India terus turun ke jalan untuk menyuarakan rasa muak mereka terhadap kebijakan pemerintah India yang sewenang-wenang.
Apa yang terjadi?
Pada mulanya adalah amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan (CAA) yang mengizinkan India memberi status kewarganegaraan terhadap imigran yang menerima persekusi di negara asalnya, seperti Bangladesh, Pakistan, dan Afghanistan.
UU itu hanya berlaku bagi imigran pemeluk agama Hindu, Kristen, dan agama minoritas lainnya selain Muslim. Tentu saja, UU diskriminatif ini menuai protes dari sejumlah kelompok sipil di India. Bentrokan pun pecah pada Desember 2019.
Pemerintah India berdalih bahwa negara-negara yang tercantum dalam CAA adalah negara-negara mayoritas Muslim. Sementara, agama-agama minoritas di negara tersebut, salah satunya Hindu, lebih berpotensi menghadapi penganiayaan di negara asal mereka. Pemerintah India merasa perlu membuka pintu sebagai tanda bahwa India adalah rumah bagi mereka.
Alasan yang kental motif agamanya tersebut membangkitkan kembali trauma masa lalu ketika India dan Pakistan dipisah pada tahun 1947. India berdiri sendiri sebagai sebuah negara Hindu, sementara Pakistan menjadi sebuah Republik Islam. Padahal, selama ini, India sudah berjuang keras untuk menjadi "republik demokrasi sekuler sosialis yang berdaulat" dan tidak memasukkan agama sebagai kriteria kewarganegaraan. Masyarakat India merasa, Perdana Menteri India Narendra Modi tengah membentuk kembali India dengan versi baru yang tidak diharapkan.
Bentrokan kembali terjadi saat Donald Trump, Presiden Amerika Serikat mengunjungi India. Ledakan, asap dan gas air mata meruak di berbagai wilayah di timur laut kota Delhi pada Selasa (25/2). Tidak jauh dari tempat Trump dan Modi bertemu untuk berdiskusi.
Menteri Dalam Negeri India G. Kishan Reddy mengatakan bahwa kekerasan itu adalah sebuah konspirasi untuk mencemarkan nama baik India ketika Trump berkunjung.
Anggapan ini terkesan tidak sensitif terhadap jeritan kelompok minoritas Muslim yang jumlahnya hanya 14 persen dari angka total populasi di India. Menurut The Guardian, korban tewas dari aksi persekusi terhadap masyarakat Muslim di sejumlah kota di India sudah mencapai 20 orang. Baik Guardian dan Al Jazeera menilai, ini adalah kekerasan terburuk yang pernah terjadi di kota Delhi dalam beberapa dekade terakhir.
Presiden Trump mungkin disambut dengan penuh suka cita di stadion Motera. Sebuah pagelaran yang disebut Namaste Trump diisi sejumlah penyanyi dan penari terkenal. “Amerika cinta India,” demikian Trump berujar. Trump dan Modi terlihat akrab berpelukan. Merekalah pemimpin negara dengan sistem demokrasi tertua, dan negara demokrasi terbesar di dunia.
Sayangnya, dua kekuatan demokrasi ini tidak mampu meredam konflik antar agama yang menjalar di berbagai penjuru India. Di saat Trump menikmati keindahan Taj Mahal dan duduk makan siang bersama Modi untuk berdiskusi berbagai isu geopolitik, rakyat India malah saling menyerang satu sama lain. Kerukunan yang sudah terjalin puluhan tahun antara kelompok Hindu dan Muslim di negara tersebut mendadak hancur.
Entah kapan, mereka bisa kembali merayakan hari raya Diwali dan Idul Adha secara berdampingan.
• Putri Ardhiana
Surat 5.45
Hari ini saya jadi penggemarnya kak Raka Ibrahim, berkat tulisannya, "sudahlah, nggak usah ikut campur sama urusan pribadi orang kalau kalian sendiri masih suka pelihara gundik!"
Terkait masalah pergundikan, kak Raka Ibrahim ini bukan yang merangkap sebagai orang di balik digembok e-nya kan? (canda kok Kak, jangan dilaporin pake UU ITE yaaa... ✌️😅)
• Sri Wahyuni
===
Kamerad, tidak usah sebut-sebut nama akun celaka tersebut. Sebab setelah menjajal jadi ultras UU ITE, saya berani bilang bahwa disebut di akun tersebut niscaya lebih ngeri ketimbang dituntut pakai Pasal 27!
• Raka Ibrahim
Bagi kami, pendapatmu penting. Sampaikan ke bit.ly/surat545
IKLAN BARIS
Ayam Geprek Koplo. Jakarta Selatan. Goyang lidah sampe terkilir! Tersedia di Sudirman, Setiabudi, Kemang, Senopati, Benhil, Harmoni, Tebet, Kelapa Gading, dan Kebayoran Baru.
PT Intermedia Lintas Nusa. Semarang. Sedia internet untuk perkantoran, rumah dan kos-kosan. Sedia CCTV Semarang, 4 channel hanya 3jt-an, 8 channel hanya 5jt-an.
Yanah Collection. Yogyakarta. Toko batik milik emak. Sudah ada sejak lama. Berisi pakaian batik pekalongan untuk pria dan wanita. Kadang juga ada seprai, daster, dan longdress. Harga mulai 40rb, lainnya bisa lebih mahal dari itu.
Ngewangi. Indonesia. Ngewangi memperbaiki mood dan membuatmu rileks.
Kahyangsani Art. Jabodetabek. Wedding band, dancer, make up all event, private class music, class traditional dance, class modern dance.
Mau pasang iklan gratis? Klik di sini